Kementerian Pariwisata mendorong turis asing terlibat dalam Gerakan Wisata Bersih (GWB). Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, menyatakan pentingnya pelibatan aktif para wisatawan dalam upaya menjaga kebersihan destinasi.
Ia menyarankan agar program tersebut rutin dilaksanakan. Misalnya, satu minggu sekali atau satu bulan sekali dengan menggandeng turis dalam kegiatan.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
“Kenapa itu penting dilakukan, sekali lagi, kembali lagi proses edukasi. Jadi, kalau kita cuma satu kali ngingetin, nggak akan ingat. Tapi, kalau misalnya berkali-kali, secara terus-menerus kita lakukan orang jadi akan menjadikan itu sebagai kebiasaan,” sebutnya saat kegiatan GWB di Pantai Lovina, Bali, Minggu (22/6/2025).
Puspa menyebut salah satu isu mendesak kepariwisataan adalah sampah dan ketersediaan toilet bersih. Sehingga diperlukan suatu gerakan untuk memotivasi banyak pihak dan GWB menjadi solusinya.
“Jadi, ini satu gerakan yang kami gagas untuk bisa mencapai yang namanya quality tourism and sustainability tourism,” jelasnya.
GWB sendiri telah dilaksanakan di 16 titik destinasi wisata di Indonesia, dengan fokus pada lokasi prioritas dan kawasan pariwisata regeneratif. Lovina dipilih sebagai lokasi strategis untuk mendorong pergerakan wisatawan ke wilayah Bali Utara, Barat, dan Timur.
“Ini adalah titik yang kami pilih untuk bisa terus mendorong wisatawan untuk hadir di Bali Utara, Bali Barat, dan juga Bali Timur,” ungkap Puspa.
Puspa menekankan, keberhasilan GWB tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada kesadaran masyarakat setempat. Ia berharap setiap destinasi nantinya memiliki sistem pengelolaan sampah yang mandiri, baik berbasis desa maupun kecamatan.
“Dari Kementerian Pariwisata berharap kedepannya setiap destinasi sudah mampu mengelola sampahnya. Jadi, mampu memilah sampahnya kemudian mengelola di sana. Entah itu berbasis desa, entah itu kemudian nantinya berbasis kecamatan. Kami berharap itu terus dilakukan sehingga destinasi bersih,” katanya.
