Semangat menyambut Idul Adha begitu terasa di kawasan Kuta, Bali, Kamis malam (5/6/2025). Ratusan anak-anak, diikuti orang tuanya, terlihat antusias mengikuti takbir keliling.
Takbir keliling itu diselenggarakan oleh Rukun Kifayah dan Pengajian Nusantara bersama masyarakat muslim di sekitar Desa Adat Tuban. Anak-anak mengumandangkan takbir dengan penuh sukacita dengan menaiki belasan mobil pikap yang dihias dan diiringi alunan rebana.
“Tujuan yang pertama adalah satu, untuk tarbiah kepada anak-anak. Buat anak-anak kita kenal sedini mungkin mengenai agama Islam itu dan sunnah-sunnahnya yang ada,” ujar Cahyono, Ketua Harian Rukun Kifayah, yang turut mendampingi jalannya acara.
Takbir keliling ini menjadi ajang pembelajaran spiritual bagi generasi muda muslim, sekaligus momentum mempererat nilai sosial dan budaya di tengah keberagaman Bali. Anak-anak yang ikut serta sebagian besar berasal dari kelompok madrasah diniyah (madin).
Kegiatan ini berlangsung sekitar satu jam dengan rute dimulai dari TK Wipara, menyusuri Jalan Nusantara, Jalan Raya Tuban, Jalan Kediri, Jalan Dewi Sartika hingga bundaran Patung Kuda dekat Bandara Ngurah Rai, lalu kembali ke titik awal. Sepanjang perjalanan, masyarakat sekitar tampak antusias menyaksikan, memotret, dan merekam iring-iringan takbir dengan pikap tersebut.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
“Alhamdulillah, malam ini lancar sekali, kemudian warga sekitar yang di jalan juga antusias demikian ya banyak yang mengabadikan dengan memfoto, memvideokan. Mereka sudah tahu kita ada acara, mereka pun tidak menggunakan jalan itu secara bersama-sama,” jelas Cahyono.
Sebanyak 12 pikap digunakan dalam takbir keliling ini. Sebanyak 10 di antaranya diisi anak-anak, sisanya untuk orang dewasa dan alat pengiring, seperti rebana serta sound system untuk mengumandangkan takbir mursal. Alih-alih menggunakan obor seperti tradisi pada umumnya, panitia memilih lampu hias sebagai gantinya.
“Kita menyesuaikan lingkungan. Kalau obor yang menggunakan api itu kan sangat membahayakan. Sehingga, untuk mengganti itu, anak-anak cukup diberi lampu dengan kelap-kelip itu aja,” imbuh Ketua Umum Rukun Kifayah, Wafi Kusnoto, yang juga turut mendampingi takbiran.
Lebih dari sekadar kegiatan keagamaan, takbir keliling ini juga menjadi simbol toleransi antarumat beragama di Bali. Di bawah naungan Desa Adat Tuban, acara ini dijaga oleh pecalang, Babinsa hingga Banser NU.
“Di Tuban ini penduduk muslimnya mungkin lebih banyak daripada penduduk yang asli sini ya, tetapi solidaritas kemudian bingkai toleransi itu sudah terbentuk sejak awal dengan terbukti dibentuknya FKUB, Forum Komunikasi Antarumat Beragama di Desa Tuban ini. Dan hal itu sudah kita laksanakan bertahun-tahun dan itu sangat bersinergi,” tutur Cahyono.