Gas LPG 3 kilogram (kg) alias gas melon di Denpasar dan sekitarnya kembali langka. Warung-warung pengecer hampir seminggu tidak menyediakan gas melon lantaran tidak ada pasokan. Sebelumnya, kelangkaan parah pernah terjadi pada Februari lalu.
Salah satunya adalah warung kelontong ‘Pria Tunggal’ di Jalan Jayagiri, Denpasar Timur, yang sudah lima hari tidak berjualan gas melon.
“Ini sekarang lima hari sudah nggak dikirim sama sekali (nggak jualan),” kata pemilik warung, Intan, saat ditemui infoBali, Jumat (30/5/2025).
Intan mengatakan sinyal kelangkaan sudah terjadi sejak pertengahan Mei. Awalnya, dia dijatah paling banyak 20 sampai 25 tabung saja. Padahal, biasanya dia bisa mendapat 40 tabung gas dalam sekali pengiriman.
“Kan gas saya 40 biasanya itu full dari kemarinnya,” ungkapnya.
Menurut informasi dari distributor, Intan berujar, gas LPG 3 kg sudah sulit didapat dari pangkalan. “Kan saya ngambilnya ke pangkalan, tadi masih Whatsapp katanya belum dapat,” ungkap Intan.
Intan sempat kebingungan. Sebab, banyak pembeli sejak pukul 2 dini hari menghampiri tokonya untuk mencari gas melon.
“Mulai dari jam 2 malam orang nggak cuma bawa satu dua gas LPG, ada yang lima empat pasti begitu semua, mulai dari tadi ada yang cari nggak dapat,” beber Intan.
Dia juga mengungkapkan saudaranya yang memiliki toko di wilayah Denpasar Barat dan Pererenan, Badung, juga tidak mendapatkan gas melon.
Sementara itu, di Pangkalan Sion, Jalan Hayam Wuruk, gas melon juga habis. Bahkan, di depan toko pangkalan tersebut sudah tertulis “Gasnya Kosong” yang ditempel ditumpukkan elpiji.
“Kosong, habis. Tadi pagi ada datang 100 tabung langsung habis, karena kemarin tanggal merah nggak jual nggak dikirim juga, jadi sekarang banyak yang cari,” tutur penjaga pangkalan.
Dia mengaku tidak tahu pasti penyebab gas langka. “Kalau tanggal merah, hari Minggu itu aja nggak ada kiriman. Kalau tiap hari tetap ada,” ungkap dia.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Ahad Rahedi mengeklaim kelangkaan terjadi merupakan bagian dari siklus yang sering terjadi pada masa libur panjang.
“Yang sering terjadi pada masa libur panjang kebutuhan diambil lebih banyak dari biasanya oleh masyarakat sebagai bentuk antisipasi,” kata Ahad.
Ahad menduga masyarakat membeli di pengecer agar bisa membeli lebih dari satu tabung. Ahad mengimbau jika membeli tabung di pangkalan maupun pengecer harus sesuai dengan kebutuhan.
“Tapi juga melihat ketersediaan stok di tiap pangkalan,” tandasnya.