Warga Dusun Sumber Agung, Desa Balong, Ponorogo, Jawa Timur (Jatim), dihebohkan oleh keterlibatan seorang perempuan yang disebut terlibat dalam penyelundupan narkoba internasional. Musababnya, perempuan bernama Dewi Astutik itu pernah tinggal di kampung mereka.
Kini, Dewi Astutik disebut-sebut menjadi buronan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Interpol. Ia diduga terlibat dalam penyelundupan sabu-sabu sebanyak 2 ton senilai Rp 5 triliun.
Tak hanya itu, Dewi Astutik sempat viral di media sosial (medsos) dan disebut sebagai otak di balik sindikat narkoba jaringan Fredy Pratama. Warga Dukuh Sumber Agung menyebut penampilan Dewi Astutik sering berubah-ubah, mulai dari gaya rambut hingga dandanan.
“Awalnya rambutnya pendek, tapi sering berubah-ubah,” ujar Mbah Misiyem, tetangga sekaligus saksi mata, kepada infoJatim, Jumat (30/5/2025).
Sebelumnya, BNN mengungkap penyergapan besar-besaran jaringan narkoba internasional yang melibatkan Dewi Astutik. Ia diduga menjadi aktor utama dalam penyelundupan sabu-sabu senilai Rp 5 triliun. Kasus ini langsung membuat nama Dusun Sumber Agung, Ponorogo, menjadi sorotan nasional.
Mbah Misiyem mengungkapkan Dewi sempat pamit untuk bekerja ke Kamboja seusai Lebaran 2023. Menurut dia, Dewi beralasan bekerja ke luar negeri karena tidak memiliki pekerjaan tetap.
“Waktu itu pamitnya habis Lebaran, bilangnya mau kerja ke Kamboja. Saya sempat tanya kok jauh sekali, dia jawab di rumah nggak ada kerjaan. Saya juga tanya suaminya ditinggal gimana, dia bilang nggak apa-apa,” imbuh Misiyem.
Sebelum berangkat ke Kamboja, Dewi diketahui sempat bekerja puluhan tahun di Taiwan. Dia pulang sebentar ke rumah di Ponorogo sebelum akhirnya berangkat ke Kamboja dengan alasan pekerjaan.
“Liburnya cuma sebulan di rumah, terus berangkat lagi,” kata Mbah Misiyem.
Kepala Dusun Dukuh Sumber Agung, Gunawan, memastikan Dewi Astutik bukan warga asli dusunnya. “Kalau yang namanya Dewi Astutik itu bukan warga sini, tapi kalau alamatnya Balong, memang benar,” ujar dia, Rabu (29/5/2025).
Gunawan membenarkan Dewi pernah bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri. “Kalau fotonya memang warga RT 1, RW 1, dia memang kerja di luar negeri sebagai TKW. Katanya di Taiwan, Hong Kong, dan terakhir di Kamboja,” imbuhnya.
Kantor Imigrasi Ponorogo telah menggelar rapat Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora). Kepala Kantor Imigrasi Ponorogo, Happy Reza Dipayuda, menjelaskan rapat ini bertujuan untuk memperkuat pengawasan orang asing di wilayah Ponorogo, Pacitan, dan Trenggalek.
Happy menuturkan Imigrasi dan BNN telah bekerja sama mengusut kasus ini. Menurutnya, Dewi Astutik mengaku sebagai TKI untuk menyamarkan aktivitasnya.
“Kalau yang bersangkutan (Dewi Astutik) sebetulnya mengaku-ngaku TKI, dia di sana tugasnya mencari kaki tangan untuk jadi kurir, sebenarnya bukan real TKI,” kata Happy, Kamis (29/5).
Diketahui, Dewi tercatat lahir di Ponorogo. Meski begitu, Happy memastikan bahwa paspor perempuan itu tidak diterbitkan di Kantor Imigrasi Ponorogo.
“Dewi Astutik? Paspor bukan diterbitkan di Ponorogo. Paspor asli. Lahirnya Ponorogo. Bisa diterbitkan seluruh imigrasi. Pelayanan seluruh Indonesia,” pungkas Happy.
Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS, Nasir Djamil, mengaku prihatin dengan kasus Dewi Astutik yang kini menjadi buronan Interpol terkait penyelundupan sabu seberat dua ton. Dia prihatin karena perempuan, terlebih WNI, terlibat dalam jaringan kejahatan.
“Bukan hanya terorisme, sindikat peredaran gelap narkoba juga menggunakan perempuan dalam bisnis haramnya itu. Tentu ini sangat memprihatinkan,” kata Nasir kepada wartawan, dikutip dari infoNews, Minggu (1/6/2025).
Nasir berharap BNN dan Interpol bisa segera menemukan dan menangkap Dewi Astutik. Menurutnya, upaya menangkap Dewi Astutik sangat penting guna pengungkapan jaringan yang diduga erat berkaitan dengan gembong narkoba Fredy Pratama.
“Kami percaya bahwa BNN dan Interpol serta institusi terkait lainnya mampu menemukan dan menangkap Dewi Astutik yang diduga menjadi bagian dari sindikat peredaran gelap narkoba,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di infoJatim dan infoNews. Baca selengkapnya dan