Presiden ke-2 RI Soeharto resmi dinobatkan sebagai pahlawan bersama sembilan tokoh lainnya pada 10 November lalu. Menteri Kebudayaan (Menbud) RI, Fadli Zon, mendukung penganugerahan itu. Menurutnya, Soeharto layak menyandang gelar pahlawan nasional.
Fadli Zon yang juga Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) menjelaskan banyak masyarakat hingga tokoh keagaman serta pemerintah daerah mendukung Soeharto menjadi pahlawan.
“Ya, yang mendukung kan juga sangat banyak sekali, mulai dari masyarakat kabupaten, kota, gubernur sampai kemudian kepada ormas-ormas keagamaan besar termasuk juga hampir semua partai politik yang ada di DPR,” terang Fadli, Kamis (13/11/2025) di Kupang.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Menurut Fadli, penobatan Soeharto menjadi pahlawan nasional telah melalui proses panjang hingga dinilai layak. “Proses itu mulai dari bawah dan berjenjang yang cukup panjang dan juga melalui uji publik yang juga cukup serius. Jadi dia (Soeharto) sangat layak pahlawan nasional,” jelas politikus Gerindra itu.
“Ada tim penguji dan pengkaji gelar ditingkat daerah hingga ke tingkat pusat, termasuk akademisi,” tandas Fadli Zon yang juga dikenal sebagai aktivis 98 saat penggulingan Soeharto itu.
Fadli Zon berada di Kupang dalam rangka Indonesia-Pacific Cultural Synergy (IPACS) di Hotel Harper. “Kegiatan ini diinisiasi Kementerian Kebudayaan antara Indonesia dengan negara-negara Pasifik, di bawah Direktorat Jenderal Informasi Kebudayaan,” kata Fadli dalam sambutannya, Rabu (12/11/2025).
Fadli menyebut kegiatan itu dihadiri langsung oleh 13 menteri dari berbagai negara di kawasan Pasifik. Seusai pembukaan, dia berujar, akan ada dialog dan diskusi tentang kebudayaan bersama para delegasi.
“Kami mendapatkan kehormatan di Kupang ini dengan kehadiran menteri-menteri kebudayaan dan pariwisata dari 13 negara Pasifik. Kegiatan ini dengan satu tema yaitu merayakan budaya yang banyak persamaan,” kata Fadli Zon.
“Kami berharap melalui kegiatan ini hubungan Indonesia dengan negara-negara Pasifik semakin baik,” imbuh politikus Partai Gerindra itu.






