Fadli Zon Tanggapi Colekan Megawati soal Perbedaan

Posted on

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon merespons terkait dirinya dicolek Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputeri di acara pembukaan pameran foto Guntur Soekarnoputra di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu (7/6/2025). Megawati menyolek Fadli Zon soal perbedaan.

“Ya jadi saya kira apa yang disampaikan Ibu Mega ya benar, biasa kan dalam perbedaan itu,” kata Fadli Zon saat ditemui di The Meru Sanur, Denpasar, Sabtu.

Kemudian, Fadli Zon langsung menyinggung soal sejarah yang harus ditulis oleh ahlinya. “Kalau politik pasti berbeda-beda, makanya ada sembilan partai politik delapan partai politik karena itu kan perbedaan dan sesuatu hal yang biasa saja,” jelasnya.

Selain itu, dia juga menanggapi soal rencana Megawati yang ingin membentuk tim penulisan sejarah versinya. Menurut Fadli, hak itu tidak masalah karena setiap orang memiliki perspektif sendiri-sendiri.

Namun, Fadli menekankan sepatutnya semua hal dilihat dari perspektif Indonesia sentris demi kepentingan nasional.

“Jadi bukan soal perspektif kolonialis dan bukan perspektif golongan dan bukan perspektif tertentu tetapi kepentingan nasional kita,” jelasnya.

Sebelumnya, dilansir dari infoNews, Megawati sempat berbicara soal tidak mudah menjadi Indonesia. Megawati juga berkata kepada Fadli Zon bahwa berbeda itu diperbolehkan.

Hal itu disampaikan Megawati kepada Fadli Zon dalam acara pembukaan pameran foto Guntur Soekarnoputra di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat. Mulanya, Megawati membahas soal TAP MPRS Nomor 33 Tahun 1967.

“Ketika Bung Karno itu dijatuhkan TAP, namanya TAP-nya itu MPRS Nomor 33 Tahun 1967, itu tidak pernah orang mencoba bertanya, kenapa sih TAP itu dijatuhkan? Sepertinya, saya suka bilang, kalau ada nyanyian sunyi sepi sendiri, itu saya pikir ini orang Indonesia lupa bahwa mereka orang Indonesia,” kata Megawati dalam sambutannya.

Megawati mengatakan tidak gampang menjadi Indonesia. Menurutnya, sejarah seolah dipotong dan hanya diingat ketika zaman Orde Baru.

“Menjadi Indonesia itu bukannya gampang, tapi sekarang sepertinya sejarah itu hanya dipotong, cap, diturunkan TAP ini, lalu yang namanya sejarah itu hanya ketika zaman Orde Baru,” kata Megawati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *