Mantan kapten Timnas Indonesia Evan Dimas meramaikan Festival Sepakbola Rakyat di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (13/12/2025). Evan Dimas hadir sebagai bintang tamu dengan mengisi coaching clinic dan podcast selama rangkaian kegiatan festival.
Labuan Bajo menjadi kota pertama dari empat kota yang menggelar Festival Sepakbola Rakyat di Indonesia. Setelah Labuan Bajo, kegiatan serupa akan berlangsung di Jakarta, Palu, dan Makassar. Festival Sepakbola Rakyat di Labuan Bajo ini turut dihadiri Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha Destria.
Festival Sepakbola Rakyat digelar oleh Coca-Cola Indonesia bekerja sama dengan Garuda Gemah Nusantara (GGN). Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian penyambutan FIFA World Cup Trophy Tour by Coca-Cola. Festival Sepakbola Rakyat di berbagai kota tersebut akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan dan berakhir menjelang dimulainya Piala Dunia 2026.
Festival Sepakbola Rakyat bertujuan menciptakan ruang pembinaan sepakbola usia muda bagi pemain kategori usia 15-18 tahun (KU15-KU18). Di Labuan Bajo, lebih dari 100 pemain KU15-KU18 mengikuti coaching clinic yang diberikan Evan Dimas. Kegiatan ini dilaksanakan di Stadion Ora Flobamora, Labuan Bajo.
Dalam coaching clinic tersebut, Evan Dimas memberikan pelatihan teknik dribling, shooting, hingga game sepakbola. Di tengah lapangan, Evan Dimas juga menyampaikan sejumlah pesan kepada para pemain.
“Jangan takut salah. Salah itu biasa. Harus berani,” ujar Dimas.
Pemain yang dikenal sebagai otak permainan Timnas Indonesia itu juga meminta para pemain untuk tidak terburu-buru melakukan passing saat menguasai bola. Ia menekankan pentingnya memperhatikan posisi rekan setim. “Jangan buru-buru, perhatikan teman,” kata Dimas.
Evan Dimas mengapresiasi pelaksanaan Festival Sepakbola Rakyat. Menurut dia, kegiatan ini bisa menjadi sarana menemukan calon pemain Timnas Indonesia dari daerah-daerah.
“Festival sepakbola rakyat ini sangat penting juga karena potensi-potensi di daerah yang mungkin tidak terlihat bisa menjadi terlihat. Saya berharap adanya festival sepakbola rakyat ini bisa muncul bibit-bibit dari pelosok-pelosok yang bisa membela merah putih ke depannya,” ujar Dimas seusai coaching clinic.
Ia juga menekankan pentingnya pembinaan pemain usia dini, tidak hanya dari sisi teknik dan kemampuan bermain, tetapi juga pembentukan karakter seperti disiplin dan sikap respek kepada lawan.
Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha Destria mengatakan Festival Sepakbola Rakyat dirancang tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan teknis pemain, tetapi juga menanamkan nilai-nilai sportivitas, disiplin, dan kerja sama tim.
“Dengan melibatkan sekolah-sekolah sepakbola dari berbagai daerah, festival ini bukan hanya menjadi wadah untuk bertanding, tetapi juga untuk belajar,” ujar Ratu Tisha.
“Ajang ini menawarkan pengalaman sepakbola yang edukatif, inklusif, dan menyenangkan bagi peserta berusia 15 hingga 18 tahun, di mana setiap cerita tentang sepakbola terasa lebih hidup, dekat, dan berkesan,” lanjut dia.
Ratu Tisha menegaskan calon pemain profesional harus memiliki mindset kedisiplinan yang tinggi. Ia berharap dalam beberapa tahun ke depan akan muncul banyak pemain sepakbola dari NTT.
“3, 5, 8 tahun mendatang muncul talenta yang bisa mewarnai sepakbola Indonesia dari provinsi NTT,” katanya.
Setelah Labuan Bajo, Festival Sepakbola Rakyat akan digelar di Jakarta pada 22 Januari 2026, Palu pada 25-26 April 2026, dan Makassar pada 22-24 Mei 2026.






