Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat ekonomi NTB pada triwulan III 2025 terhadap triwulan III 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 2,82 persen secara year on year (y-on-y) atau dari tahun ke tahun.
Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi terjadi di hampir seluruh sektor, di antaranya pertanian, perdagangan, konstruksi, industri pengolahan, transportasi, hingga administrasi pemerintah.
“Dari tiga sektor dengan kontribusi terbesar, yakni pertanian 3,54 persen dan perdagangan tumbuh positif 4,24 persen. Sedangkan pertambangan mengalami kontraksi sedalam 21,53 persen. Tapi secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh menguatnya industri pengolahan, sektor jasa dan stabilnya sektor pertanian,” kata Kepala BPS NTB Wahyudin, saat diwawancarai, Rabu (5/11/2025).
Wahyudin menuturkan, ada beberapa poin yang menyebabkan tumbuhnya ekonomi NTB pada triwulan III 2025. Salah satunya, meningkatnya produksi pada triwulan III 2025 sebesar 381,15 ribu ton GKG, alias meningkat 37,15 persen dibandingkan triwulan II 2025, sebesar 277,09 ribu ton GKG.
Sementara dari sisi transportasi, jumlah penumpang angkutan udara menunjukkan tren peningkatan. Jumlah penumpang yang berangkat tercatat sebanyak 375.373 orang, naik 2,25 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 367.126 orang.
“Sementara itu, pada sektor akomodasi, jumlah tamu menginap mengalami pertumbuhan positif. Jumlah tamu hotel pada triwulan III 2025 mencapai 842.029 orang, meningkat 28,16 persen, dibandingkan triwulan III 2024 656.991 orang,” ujarnya.
“Peningkatan terjadi di hotel bintang maupun nonbintang. Masing-masing alami peningkatan 15,07 persen dan 42,72 persen,” imbuhnya.
Di sisi lain, poin lainnya yang menyebabkan tumbuhnya ekonomi NTB pada triwulan III 2025 ialah, realisasi belanja pegawai yang bersumber dari APBD provinsi dan kabupaten/kota. Dari catatan BPS, realisasi belanja pegawai pada triwulan III 2025 lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2024.
“Di mana realisasi belanja pegawai tercatat meningkat dari Rp 2,2 triliun pada triwulan III 2024, menjadi Rp 2,5 triliun pada triwulan III 2025,” tandasnya.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.






