Dua siswi sekolah menengah pertama (SMP) asal Bali mengharumkan nama daerah dalam ajang pageant nasional. Mereka adalah Ida Ayu Gde Kiara Sashikirana Rai sebagai Puteri Anak Indonesia Pariwisata 2025 dan Ivy Elizabeth Lea Sahethapy Cox yang meraih Runner-Up 1 Puteri Batik Cilik Indonesia 2025.
Ida Ayu Gde Kiara Sashikirana Rai atau Sashi yang meraih gelar Puteri Anak Indonesia Pariwisata 2025 mengaku menjalani banyak persiapan, termasuk mengikuti beauty camp untuk memperdalam kemampuan catwalk, public speaking, profiling, dan sebagainya.
“Contohnya saya mengikuti beauty camp untuk mempelajari cara catwalk, public speaking, profile, and then so much more,” ujar siswi SMP Raj Yamuna Denpasar itu saat press conference di Dharma Negara Alaya, Jumat (14/11/2025).
Sashi membawa topik anti-bullying di tingkat nasional yang dirangkum dalam advokasi bernama DISINI (Determination, Inclusion, Support, Ideas, Needs, Impact). Advokasi ini fokus pada edukasi kesehatan mental, berangkat dari pengalamannya menjadi korban perundungan.
“Jadi dahulu itu Sashi dan adik Sashi adalah salah satu korban bullying. Sashi sadar bahwa nggak ada yang pantas untuk merasakan gimana sih itu bullying, makanya Sashi melalui Putri Anak Indonesia ini memanfaatkan platform ini untuk spread bahwa bullying was never okay dan kita harus menghentikan bullying itu,” ujar remaja berusia 13 tahun itu.
Sashi bangga atas pencapaiannya meraih Puteri Anak Indonesia Pariwisata 2025 karena proses yang dijalani tidak mudah. Sashi memberi pesan kepada generasi muda untuk berani menunjukkan diri.
“Tidak mudah bagi saya dan saya sangat senang pastinya dan I’m so grateful. Jadi pesan dan kesan saya untuk teman-teman yang ada di luar sana adalah be strong and don’t be afraid to show yourself even more. Thank you,” ungkap Sashi.
Sementara itu, Ivy Elizabeth Lea Sahethapy Cox mengatakan gelar Runner-Up 1 Puteri Batik Cilik Indonesia 2025 menjadi kesempatan baginya untuk mempromosikan batik kepada dunia.
“Awalnya pastinya saya sangat excited dan sangat bangga dengan diri saya untuk menjadi Putri Batik Cilik Indonesia first runner up. Dan tentu saja ini adalah perjalanan baru bagi saya, perjalanan baru untuk dimulai, dan chapter baru dalam hidup. Jadi saya percaya bahwa sekarang saya harus bertanggung jawab besar untuk title baru ini,” ujar perempuan yang akrab dipanggil Ivy ini.
Siswi SMP Jembatan Budaya itu menegaskan akan tetap melestarikan batik di era modern, khususnya bagi generasi muda. Melalui advokasi atau topik yang dibawakan berjudul ‘Luhur Batik’, ia ingin mengajak anak-anak untuk tidak melupakan akar budaya.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
“Saya tetap akan melestarikan batik di era digital ini. Dan saya di sini juga membawa advokasi saya, yaitu Luhur Batik. No matter where life takes you, don’t forget your roots. Ivy ingin mengajak generasi muda untuk tetap melestarikan batik, sesuai dengan kemajuan zaman di era digital ini,” kata siswi berusia 12 tahun itu.
Ivy berpesan kepada teman-temannya untuk berusaha sebaik mungkin dan terus berdoa. “Do your best and let God do the rest. Percaya sama Tuhan terus, pasti jalan kamu akan lancar dan benar,” imbuhnya.
