Driver Grab Bima Mogok Massal, Matikan Aplikasi hingga 16 Agustus

Posted on

Driver ojek online (ojol) Grab di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) mendadak mogok massal. Mereka kompak mematikan aplikasi sejak Kamis (14/8/2025) dan direncanakan hingga Sabtu (16/8/2025).

“Sejak Kamis kemarin kami mulai mogok,” ucap Sekretaris Komunitas Grab Driver Kota Bima, Hermawan, dikonfirmasi infoBali, Jumat (15/8/2025).

Menurut dia, driver ojol mogok massal karena adanya kebijakan dan aturan baru dari pihak Grab. Yakni, perubahan skema insentif terhadap orderan yang didapat oleh driver setiap hari.

“Terkait kebijakan baru dari perusahaan,” ujar Hermawan.

Sesuai kebijakan baru, insentif dihitung berdasarkan 100 poin yang sama dengan 1 poin dikalikan Rp 100, lalu 150 poin sama dengan 1 poin dikalikan Rp 150 serta 180 poin sama dengan 1 poin dikalikan Rp 200.

” Itu artinya 1×100 = 10 ribu (13 orderan), 1×150 = 22,5 ribu (19 orderan), 1×200 = 36 ribu (23 orderan),” ujarnya.

Sebelum aturan baru, driver mendapat insentif dengan skema 7 orderan sama dengan 70 poin, yakni sebesar Rp 10 ribu. Kemudian, 9 orderan sama dengan 90 poin yang dihitung Rp 20 ribu serta 12 orderan sama dengan 120 poin yang diuangkan sebesar Rp 30 ribu.

Menurut Hermawan, kebijakan baru tersebut sangat merugikan dan memberatkan driver. Sebab, setiap hari orderan yang didapat driver rata-rata di bawah 20, tepatnya antara 15 hingga 16 orderan.

“Makanya kami tuntut dan desak agar sistemnya dikembalikan ke awal. Apalagi kebijakan baru ini tanpa disosialisasikan terlebih dahulu,” ujarnya.

Terkait tuntutan itu, pihak Grab juga belum bersikap. Sembari menunggu responz Grab, driver ojol memutuskan untuk mogok massal hingga 16 Agustus 2025. Saat ini aplikasi juga sudah dinonaktifkan.

“Hasil kopi darat (kopdar) Komunitas Grab Kota Bima, jika tidak ada respons dari pihak Grab, aksi ini akan terus berlanjut,” tandas Hermawan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *