DPRD Minta Bali Mandiri Energi, PLTU Celukan Bawang Akan Kembangkan Pembangkit

Posted on

Komisi III DPRD Provinsi Bali mendorong agar Pulau Dewata segera mandiri energi dengan memanfaatkan sumber energi yang ramah lingkungan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi pemadaman listrik total atau blackout susulan.

Ketua Komisi III I Nyoman Suyasa mengatakan blackout yang terjadi pada Jumat (2/5/2025) sangat berdampak bagi Bali di berbagai sektor, termasuk pariwisata. Apalagi Bali sangat bergantung dengan sektor pariwisata.

“Kami mendorong segera Bali sigap dalam perencanaan energi baru terbarukan supaya ke depan Bali bisa mandiri, karena Bali sebagai destinasi wisata jadi kesediaan energi harus kuat. Tidak boleh seperti ini,” kata Suyasa saat melakukan Sidak di PLTU Celukan Bawang, Selasa (6/5/2025).

Adapun untuk 2025 ini, beban puncak kebutuhan listrik di Bali mencapai 1.189,2 megawatt dan 30 persen masih disuplai Pulau Jawa. Suyasa berkomitmen mendorong pembahasan internal dan kolaborasi dengan Gubernur Bali Wayan Koster untuk mencapai tujuan bersama.

Di sisi lain, PLTU Celukan Bawang akan kembangkan pembangkit PLTU tahap 2. Pembangkit tahap 2 bisa menghasilkan energi listrik sebesar 900 megawatt. Pembangkit tahap 2 rencananya menggunakan LNG yang dianggap lebih ramah lingkungan dibanding batu bara.

Suyasa akan mempelajari terlebih dahulu. Ia perlu penjelasan lebih detail soal rencana pengembangan pembangkit tahap 2 di PLTU Celukan Bawang. “Kalau itu benar bisa terlaksana saya kira (kebutuhan energi) Bali aman,” jelasnya

Manager Teknis PLTU Celukan Bawang Helmy Rosadi mengklarifikasi bahwa PLTU Celukan Bawang bukan penyebab blackout di Bali. Hal ini sudah dikonfirmasi oleh PLN.

Berdasarkan koordinasi dengan PLN, blackout disebabkan karena adanya gangguan penyaluran SPLT Jawa-Bali. Ia menyebut ada penurunan tegangan ekstrem di saluran transmisi sehingga mengakibatkan seluruh pembangkit di Bali harus melepaskan diri atau trip.

“Kami terakhir trip setelah PLTG Pesanggaran dan Gilimanuk baru kami trip. Ini respons otomatis dari mesin kami untuk mengamankan peralatan kami,” katanya

Dari total kebutuhan energi listrik di Bali, PLTU Celukan Bawang baru bisa berkontribusi sekitar 32 persen. PLTU Celukan Bawang saat ini menyuplai listrik sebesar 380 megawatt untuk Bali.

Helmy telah mengusulkan pembangkit tahap 2 ke PLN pusat. “Proses ini sudah kami ajukan ke PLN, sudah dilakukan visible studi. Namun keputusan tetap di pemerintah tetap di PLN. Kami menunggu RUPTL 2025/2034. Apakah sudah masuk RUPTL? sampai saat ini sedang on progres,” katanya

Jika pembangkit tahap 2 ini terlaksana, ia yakin ini bisa mem-backup semua kebutuhan listrik di Bali selama 5 tahun ke depan. Selain itu, PLTU Celukan Bawang lebih leluasa melakukan pemeliharaan.

“Selama ini memang gangguan terberat kami seandainya ada pemeliharaan terjadwal kami diminta mundur itu sangat membahayakan mesin-mesin kami,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *