Komite II Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) mengapresiasi kinerja Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur (NTT). DPD RI mendorong pengelolaan Bandara Komodo segera ditingkatkan statusnya menjadi Badan Layanan Umum (BLU).
Saat ini bandara yang berada di destinasi pariwisata superprioritas Labuan Bajo itu masih berstatus Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU).
“Kami mendorong supaya Bandara Labuan Bajo ini pengelolaannya harus segera dinaikkan dari level UPBU, unit penyelenggara Bandar Udara menjadi Badan Layanan Umum,” kata Wakil Ketua Komite II DPD RI, Angelus Wake Kako, seusai kunjungan kerja di Bandara Internasional Komodo, Jumat (7/11/2025) malam.
Angelo dan rombongan Komisi II sempat berdialog tentang pengelolaan Bandara Komodo dengan pengelola bandara, perwakilan Kementerian Perhubungan, perwakilan sejumlah maskapai, dan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat. Dalam kunker ini, Angelo didampingi Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik, Lis Tabuni, dan Mirah Midadan Fahmid.
Dengan berstatus BLU, jelas Angelo, Bandara Komodo bisa dikelola secara mandiri oleh pengelola. Pengelola bisa secara mandiri memanfaatkan semua potensi yang ada di bandara tersebut.
“Apa kepentingan kita supaya Bandar Udara Labuan Bajo ini secara mandiri dia mengelola. Kalau sudah BLU, dia mandiri mengelola rumah tangganya kasarnya seperti itu. Jadi dia bisa memanfaatkan potensi yang ada di bandaranya,” tegas Angelo.
Senator dari daerah pemilihan NTT ini menyebutkan sejumlah indikator Bandara Komodo sudah layak menjadi BLU. Pertama, jumlah penumpang yang dilayani Bandara tersebut kini mendekati satu juta orang. Ini lebih cepat dari perencanaan awal bahwa pergerakan satu juta penumpang di Bandara itu baru terjadi pada 2030.
“Kami apresiasi kepada pihak manajemen di sini, kepala UPBU dan seluruh stakeholder, di mana temuan kami Bandara Labuan Bajo ini dalam beberapa targetnya tercapai,” ujar Angelo.
“Contoh, dari sisi penumpang itu menjelang tujuh tahun tapi hasilnya sudah sangat signifikan dan menuju satu juta penumpang ya, sudah 950.000 lebih sehingga target satu juta penumpang di tahun 2005 itu pasti Insyaallah lah saya pikir (terwujud),” lanjut dia.
Kedua, Bandara Komodo mencatat realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) melebihi target dalam tiga tahun terakhir. Pada 2024 realisasi PNBP mencapai Rp 21 miliar. Hingga Oktober 2025, realisasi PNBP sudah mencapai hampir Rp 22 miliar dari target Rp 16 miliar.
“Dari sisi PNBP di Bandara Labuan Bajo kurang lebih tiga tahun berturut-turut melebihi target. Hari ini sudah di angka Rp 20-an miliar,” ujar Angelo.
“Dan sepintas kalau kita ke Bandara Labuan Bajo kami lihat semua ruang terisi, ini menunjukkan kreativitas dan dibuktikan dengan tadi meningkatnya PNBP. Itu pertanda bahwa ruang-ruang yang ada di bandara ini diisi dengan baik untuk kepentingan usaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dari bandara itu sendiri,” imbuh dia.
Angelo mendorong Bandara Komodo sudah status BLU tahun depan. Ia akan menyampaikan kepada pimpinan DPD RI untuk perjuangkan status BLU Bandara Komodo. “Saya pikir layak kami dorong untuk menjadi BLU. Tahun depan harus sudah jadi BLU, dia harus berubah untuk tahun depan. Di pimpinan kami akan mendorong itu ke pemerintah,” tandas Angelo.






