Doa Bersama Umat Katolik Paroki Santo Yoseph Pekerja Penfui untuk Paus Fransiskus

Posted on

Ratusan Orang Muda Katolik (OMK) di Paroki Santo Yoseph Pekerja Penfui, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar doa bersama atas wafatnya Paus Fransiskus, Selasa (22/4/2025) malam. Doa tersebut dipimpin oleh Romo Yonas Kamlasi.

Pantauan infoBali, doa tersebut dimulai pada pukul 20.16 Wita hingga pukul 21.02 Wita. Mereka membawa lilin dan doa Rosario lima peristiwa. Sejumlah umat yang hadir terlihat menangis saat doa Rosario berlangsung.

Setelah doa, mereka menggelar nonton bareng bersama terkait profil dan rekam jejak Paus Fransiskus. Mereka semakin tak kuasa membendung air mata ketika menonton tayangan rekam jejak dan perjuangan Paus Fransiskus.

Romo Yonas Kamlasi menjelaskan doa bersama tersebut diinisiasi oleh OMK Paroki Santo Yoseph Pekerja Penfui dengan intensi atau permohonan khusus untuk keselamatan Paus Fransiskus. Menurutnya, doa tersebut merupakan salah satu rangkaian dari duka yang dialami oleh umat Katolik di seluruh dunia dan terkhususnya di OMK Paroki Santo Yoseph Pekerja Penfui.

“Doa ini dikemas awalnya harus nonton bersama, tetapi karena kesalahan teknis sehingga kami awali dengan doa dan diakhiri dengan nonton bersama,” tutur Romo Yonas.

Dia menjelaskan nonton bareng tersebut bertujuan agar umatnya lebih mengenal dekat rekam jejak Bapak Perdamaian Dunia itu. Kemudian merefleksi kembali pesan-pesan dan amanat Paus Fransiskus yang telah diwariskan untuk gereja.

“Bapak Suci Paus Fransiskus sudah pergi untuk selamanya, tetapi imannya tetap hidup di hati umat Katolik seluruh dunia,” jelas Romo Yonas.

Romo Yonas menambahkan lilin yang dibawa saat doa tadi merupakan simbol dan tanda harapan bahwa umat Katolik sedang berduka. Meski telah wafat, Yonas berujar, Paus Fransiskus setia melayani Kristus dan gereja akan berbahagia bersama Tuhan.

“Kebahagiannya di dalam kerajaan sorga, itu juga menjadi kekuatan bagi kami. Gereja akan terus mendoakan dan tetap setia pada Kristus dan pelayanan umat,” pungkas Yonas.

Gubernur NTT Kenang Paus Sebagai Sosok Teladan

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus. Ia mengenangnya sebagai tokoh teladan bagi kemanusiaan di dunia.

“Saya atas nama pemerintah dan masyarakat serta seluruh umat beragama di Provinsi NTT menyampaikan duka cita yang mendalam karena hari ini Paus Fransiskus meninggal dunia diusia yang ke-88 tahun,” kata Laka Lena dalam siaran pers, Selasa.

Menurutnya, sosok Paus Fransiskus telah menunjukkan keberpihakannya kepada masyarakat kecil. Sejak kehidupan di Argentina hingga Roma, Paus menunjukkan keberpihakan untuk kaum yang terpinggirkan. Laka Lena juga mengenang bagaimana Paus Fransiskus membasuh kaki para narapidana, migran, penghuni panti jompo, dan banyak tempat lainnya dalam perayaan Kamis Putih.

“Sebagian kaki orang yang dibasuh merupakan non-Katolik. Ritual pembasuhan kaki ini diterangkannya untuk mengenang teladan Yesus, sekaligus merenungkan nilai-nilai kerendahan hati, pelayanan, pengabdian, keikhlasan dan juga simbol cinta kasih yang dicontohkan Yesus yang konsisten terus dijalankan oleh Paus Fransiskus semasa hidupnya,” terangnya.

Paus Fransiskus saat membasuh kaki narapidana maupun penghuni panti jompo memberikan pesan moral bagi manusia di dunia. Yakni kemanusiaan harus di atas segalanya walaupun di tengah kondisi politik dan konflik apapun.

Laka Lena juga mengenang kisah menarik saat kunjungan Paus Fransiskus di Jakarta pada September 2024.

Ketika itu, Paus berinisiatif terlebih dulu menemui umat disabilitas di kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Kunjungan itu dilakukan Paus Fransiskus setelah selesai mengunjungi Masjid Istiqlal atau sesaat sebelum ia memimpin misa akbar yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno.

“Hal tersebut mengokohkan konsistensi beliau sebagai tokoh yang melintasi perbedaan untuk mengajak seluruh agama untuk bergerak menjaga kedamaian, kemanusiaan dan kebaikan bagi banyak orang,” terang Laka Lena.

Wafatnya Paus Fransiskus bukan hanya duka bagi umat Katolik, tapi duka bagi semua orang yang mencintai almarhum. “Tentu kepergian Paus Fransiskus hari ini, bukan hanya duka bagi umat Katolik dunia, Indonesia dan NTT, tapi juga seluruh umat manusia mencintai beliau karena beliau adalah orang yang konsisten untuk membela kemanusiaan orang-orang yang terlupakan,” tambahnya.

Ia mengajak seluruh umat untuk meneladani berbagai perjuangan kemanusiaan yang dilakukan Paus Fransiskus semasa hidupnya. Serta mengajak umat lintas agama untuk bersatu dalam memperjuangkan keadilan bagi umat manusia yang tertindas.

“Semoga Paus Fransiskus juga menjadi pendoa bagi siapa saja yang berjuang dan setia di jalur kebenaran dalam karya pelayanan bagi kemanusiaan.” pungkas Laka Lena.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *