Disdikpora Bangli Berharap Motif Bocah SD Bunuh Diri Bukan karena Perundungan

Posted on

DISCLAIMER: Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Kadisdikpora) Bangli, Komang Pariartha, prihatin dengan kasus bunuh diri seorang siswa sekolah dasar (SD) berinisial S (11) di Desa Songan B, Kintamani. Sejauh ini, belum diketahui motif S nekat bunuh diri. Pariartha menyerahkan kepada polisi untuk menelusuri hal itu. Dia berharap motifnya bukan karena bullying atau perundungan.

Menurutnya, sekolah di Bangli sudah mempunyai kebijakan dan tim anti-bullying. Warga sekolah termasuk kepala sekolah dan guru sudah ditekankan untuk menghindarkan praktik-praktik perundungan.

“Kami akan melanjutkan mekanisme yang sudah ada untuk mengantisipasi kasus serupa kembali terjadi pada masa depan,” ujar Pariartha saat dihubungi infoBali, Sabtu (26/4/2025).

Pariartha mengatakan Disdikpora Bangli memiliki forum untuk memberi edukasi langsung kepada para siswa. Selain itu, juga rutin berkunjung ke sekolah-sekolah.
Tim dari Disdikpora memberikan ceramah langsung kepada para siswa. Disdikpora juga menggandeng kepolisian untuk mencegah segala bentuk kekerasan terjadi.

“Termasuk juga persoalan kawin muda untuk anak-anak SMP, (ini) hal-hal negatiflah untuk anak didik kita,” beber Pariartha.

Menurut Pariartha, kasus bunuh diri bocah SD baru pertama kali terjadi selama dia menjabat. Dia menegaskan orang tua harus berperan lebih dalam pendidikan anak-anak. Hal ini penting untuk mencegah kejadian serupa.

Menurutnya, pendidikan anak tidak 100 persen berada di sekolah. Bahkan, pendidikan di rumah mengambil porsi lebih besar. Dia menegaskan pendidikan pemahaman etika dan moral dari orang tua sangat penting.

“Yang lebih dominan peran orang tua memberikan pemahaman dari sisi etika dan moral, serta menuju pendewasaan. Anak dari SD diberikan pendidikan informal dari rumah. Saya harap semua orang tua bisa memberikan pendidikan itu dengan baik. Memberikan contoh-contoh yang baik, pendidikan yang baik,” tandas dia.

Diberitakan sebelumnya, tragedi memilukan terjadi di Kintamani, Kabupaten Bangli. Seorang bocah laki-laki berusia 11 tahun yang masih duduk di bangku SD ditemukan tewas gantung diri. Peristiwa itu terjadi di Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Rabu (23/4/2025) malam.

Mirisnya, peristiwa itu terjadi saat Hari Raya Galungan. Malam itu, korban ditemukan tergantung di sebuah pohon jambu di belakang rumahnya. Kondisinya sudah tidak bernyawa. Sebelum ditemukan, korban ditinggal sembahyang oleh keluarganya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *