Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Badung akan menelusuri blok plan salah satu perumahan di Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Badung, Bali. Kawasan perumahan itu sebelumnya turut diterjang banjir hingga menjadi sorotan publik.
Belakangan, muncul indikasi adanya penyempitan saluran air di kawasan lahan kavling itu. Dinas Perkim Badung pun akan berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) di Badung. Data blok plan di kawasan itu diharapkan bisa menjadi salah satu petunjuk batas lahan yang sebenarnya.
“Kami akan telusuri,” kata Kepala Dinas Perkim Badung, Anak Agung Ngurah Bayu Kumara Putra, Jumat (12/9/2025).
Informasi dari masyarakat menyebutkan adanya beberapa saluran air yang dipersempit saat pembangunan di lahan kavling tersebut. Hal itu diperkirakan menjadi salah satu penyebab banjir lantaran debit air hujan di kawasan perumahan tersebut tak tertampung maksimal.
Namun, Bayu Kumara tidak berani menyimpulkan lebih jauh sebelum mendapatkan data valid dari BPN. Sebab, menurut dia, hal itu perlu diteliti lebih lanjut.
“Kami tidak berani langsung menyimpulkan adanya dugaan alih fungsi sungai. Kami akan mencari data terkait tata ruang dan peta saluran air asli di BPN,” jelas dia.
Menurut Bayu, data blok plan perlu diketahui untuk mendapatkan gambaran akurat mengenai kondisi asli kawasan tersebut sebelum dibangun. Di sisi lain, ia menyinggung legalitas perumahan yang tertimpa banjir hingga mengakibatkan tiga warga hilang itu.
“Perumahan ini diduga tidak ada izin. Kami tidak bisa memberikan detail lebih lanjut karena statusnya yang tidak berizin,” tegas Bayu Kumara.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Saat ini, tim gabungan masih melakukan pencarian korban banjir di Mengwitani. Dinas Perkim Badung membantu menurunkan alat berat untuk pencarian tiga korban hilang yang diperkirakan tertimbun material.
“Kami berusaha mencari jenazah dulu. Sebab keluarga mencurigai korban tertimbun. Tim SAR juga masih bekerja. Kami sekaligus membuka akses air agar tidak terjadi luapan jika hujan kembali turun,” pungkasnya.