Seorang warga Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan meninggal dunia dengan gejala rabies di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ruteng. Korban sebelumnya digigit anjing. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, Safrianus Haryanto Djehaut, membenarkan kabar tersebut. “Ya,” kata Safrianus saat dikonfirmasi, Kamis (6/11/2025).
Kasus gigitan anjing itu terjadi di Kampung Kaweng, Desa Bangka Kenda, Kecamatan Wae Rii. Korban berinisial ZN diketahui meninggal pada 22 Oktober 2025. Pria berusia 55 tahun itu digigit anjing sendiri pada Juli 2025. Anjing yang menggigit ZN berusia dua bulan. Anjing yang belum divaksin itu dibunuh seusai menggigit ZN.
“Lokasi gigitan di tangan kiri dan kaki kanan,” ujar Safrianus.
Ia mengatakan korban asal itu tidak mendapatkan vaksin antirabies (VAR) seusai digigit anjing peliharaannya. ZN tak pernah melaporkan kasus gigitan itu ke fasilitas kesehatan.
ZN kemudian dirawat di RSUD Ruteng pada 21 Oktober 2025 dengan keluhan nyeri perut, sesak nafas, keringat dingin, dan keringat bila tidur malam hari. Dia mengembuskan nafas keesokan harinya dengan diagnosis gejala rabies.
“Setelah dilakukan pemeriksaan dan observasi oleh dokter jaga IGD, pasien juga menunjukkan gejala khas rabies, seperti gelisah, hipersaliva, kesulitan menelan, takut air, dan takut angin,” jelas Safrianus.
Kondisinya terus memburuk hingga meninggal dunia pada 22 Oktober 2025 pagi. “Pasien mengalami penurunan saturasi oksigen dan kemudian sesak napas juga bertambah, juga hipersaliva dengan darah dalam air liur. Pasien kemudian meninggal pada pukul 09.32 Wita,” tandas Safrianus.






