Proses pemulangan Lindsay June Sandiford (68) sudah dimulai. Narapidana lansia asal Inggris itu mengaku senang dapat dipulangkan dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan ke negara asalnya.
“Karena beliau akan pulang, mungkin ada hati yang bahagia,” kata Kepala Kantor Wilaya Kementerian Imigrasi dan Lapas Bali, Decky Nurmansyah, seusai menjenguk Sandiford di Lapas Perempuan (LPP) Kerobokan, Kamis (6/11/2025).
Pantauan infoBali, mobil mini van warna putih sudah tiba di pintu gerbang LPP Kerobokan pukul 18.00 Wita. Mobil itu yang akan mengantarkan Sandiford ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Namun, Sandiford tidak segera diangkut ke bandara. Hingga pukul 20.00 Wita, mobil putih itu belum nampak keluar dari LPP Kerobokan membawa Sandiford.
Sejumlah pejabat Kanwil Imipas Bali dan Kejaksaan Negeri Denpasar sudah keluar masuk LPP Kerobokan. Baru pukul 20.30 Wita, mobil yang mengangkut Sandiford nampak keluar dari gerbang LPP Kerobokan.
“Soal kenapa lama, saya tidak boleh ngomong. Nanti (saat konferensi pers) diomongkan semuanya,” kata Decky.
Decky mengatakan tak banyak yang dilakukan Sandiford menjelang kepulangannya ke Inggris. Nenek yang divonis mati gara-gara kasus penyelundupan sabu hanya ingin didoakan agar kuat mental.
“Dia (Sandiford) bilang, tolong kuatkan saya. Tolong beri saya semangat,” katanya menirukan pesan Sandiford sebelum masuk mobil.
Untuk diketahui, proses pemulangan ke Inggris tidak hanya dilakukan terhadap Sandiford. Ada narapidana asal Inggris bernama Shahab Shahabadi (35) yang juga akan dipulangkan ke Inggris.
Narapidana yang divonis seumur hidup atas kasus yang sama dengan Sandiford, sebelumnya menghuni Lapas Nusa Kambangan, Jawa Tengah. Kini, Shahab sudah dipindah ke Lapas Kerobokan dan akan pulang ke Inggris bersama Sandiford.
Diberitakan sebelumnya, pemulangan Shahab dan Sandiford atas perjanjian antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Inggris. Perjanjian Practical Arrangement yang meresmikan kepilangan Sandiford dan Shahab sudah diteken oleh Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra serta Menteri Luar Negeri Inggris Yvette Cooper.






