Masyarakat Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), memiliki cara unik dalam memanfaatkan negeri panas bumi. Geothermal di sana dipakai memasak oleh warga setempat. Namanya Dapur Alam Watuwawer.
Dapur Alam Watuwawer terletak di Dusun Watuwawer, Desa Area Atakore, Kecamatan Atadei. Masyarakat sekitar biasanya mengolah bahan makanan dari kekayaan alam, seperti kelapa, ubi-ubian, jagung, dan juga kacang-kacangan di dapur alam tersebut.
Cara kerja di Dapur Alam Watuwawer sangat unik. Masyarakat membuat lubang-lubang kecil di tanah dan menaruh bahan makanan yang dibungkus dengan karung atau daun pisang di sana. Bahan makanan itu lalu ditimbun beberapa batu dan dedaunan untuk menahan uap panas bumi. Walhasil, bahan makanan dikukus secara alami.
Bahan makanan yang dimasak dengan teknik ini bisa matang merata dalam waktu 2-3 hari. Makanan yang dihasilkan memiliki cita rasa khas, bahkan lebih lezat dibandingkan memasak dengan kayu bakar.
Teknik memasak di Dapur Alam Watuwawer sudah menjadi tradisi budaya adat bagi warga Atadei yang diwariskan turun-temurun dari para leluhur. Tradisi ini sebagai bagian dari ritual syukuran saat musim panen. Walhasil, meski tak dilakukan setiap hari, teknik memasak dengan energi panas bumi ini eksistensinya tetap bertahan hingga sekarang.
Cara memasak unik di alam terbuka area geothermal ini menjadi salah satu destinasi wisata unik yang kerap menarik wisatawan dari luar pulau. infoers bisa mencobanya dengan merogoh kocek Rp 50 ribu/orang.
Khalayak umum memang diperbolehkan mencoba sensasi memasak tanpa api di Dapur Alam Watuwawer. Catatannya, masyarakat yang berwisata ke sana harus mengikuti seluruh peraturan dan pematangan adat setempat.
Namun, jangan harap infoers bisa menemukan makanan yang sudah matang ya. Pasalnya, dengan estimasi memasak yang cukup lama, wisatawan harus sedikit bersabar untuk mencicipi masakan yang telah matang.
Selain mencoba pengalaman memasak dengan panas bumi, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan alam Flores Timur yang menakjubkan dan memanjakan mata. Pemandangan itu dapat ditemui sepanjang perjalanan menuju Dapur Alam Watuwawer.






