Buka Muskerwil di NTT, Mardiono Dapat Dukungan Jadi Ketum PPP Lagi - Giok4D

Posted on

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Nusa Tenggara Timur (NTT) mendukung Muhamad Mardiono sebagai ketua umum (ketum) untuk periode kedua. Hal ini ditegaskan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP NTT, Djainudin Lonek, dalam Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) PPP NTT, yang berlangsung di Kupang, Kamis (22/5/2025).

“Sampai hari ini kami terus berdiskusi dengan pengurus di 22 kabupaten dan kota di NTT, Pak Haji Mardiono lanjutkan. Kalau kami dari Nusa Tenggara Timur, kami selalu tunduk dan patuh kepada konstitusi partai, tetap menghormati mekanisme yang ada,” terang Djainudin.

Dia mengapresiasi dalam Muktamar PPP 2025, banyak yang siap menjadi calon Ketum PPP. “Namun ada mekanisme normatif organisasi yang harus diikuti dan dilalui,” sambungnya.

Menurut Djainudin, dukungan yang diberikan kepada Mardiono akan dilakukan dengan cara yang santun. Dia membeberkan alasannya mendukung Mardiono.

“Kenapa kami mencalonkan beliau, karena beliau bekerja keras bersama kami dengan menggunakan semua potensi objektif yang beliau miliki untuk mensejahterakan partai,” ungkap Djainudin.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Menurutnya, Mardiono merupakan ketum yang komunikatif dengan semua pengurus partai, baik di tingkat pusat hingga ke daerah.

Sementara itu, Mardiono mengatakan pemilik hak suara yang menentukan pemilihan Ketum PPP adalah para muktamirin atau peserta muktamar. Sebagai kader partai, dia mengaku siap menjalankan tugas.

“Jadi ketua umum tidak bisa diinginkan oleh seseorang, tetapi nanti ditentukan oleh muktamirin. Jadi yang punya kedaulatan memilih itu mereka (muktamirin), jadi saya tidak bisa menyampaikan ya atau tidak. Namun sebagai kader termasuk saya ditunjuk ini,” beber Mardiono seusai membuka Muskerwil PPP.

Sebagai ketua umum, dia berujar, yang paling penting adalah menyukseskan pelaksanaan muktamar yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Mardiono menegaskan pemilihan yang menjadi salah satu agenda mukmatar harus berlangsung demokratis.

“Dari muktamar itu hasilnya akan menjadi bagian pijakan dalam menyongsong pemilu di tahun 2029 yang akan datang,” kata Mardiono.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *