Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
BPJS Ketenagakerjaan mengakui menghadapi tantangan besar untuk mencapai target kepesertaan sebanyak 70 juta orang pada 2026. Hingga saat ini, jumlah peserta baru mencapai sekitar 42 juta.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Pramudya Iriawan Buntoro mengatakan, lembaganya masih berupaya keras meningkatkan kepesertaan di tengah berbagai tekanan ekonomi. Salah satu kendala terbesar, kata dia, adalah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang marak terjadi sejak awal 2025.
“Memang kami tahun ini mengalami beberapa hal, beberapa tantangan terkait dengan kepesertaan ini mulai dari awal tahun kita banyak disibukan dengan adanya PHK-PHK. Kemudian juga ada konteks rasionalisasi dari perusahaan kami terutama di jasa konstruksi. Jadi makanya masih 42 juta,” ujar Pramudya, dilansir dari infoFinance, Jumat (24/10/2025).
Pramudya menuturkan, pihaknya akan mengevaluasi kembali target kepesertaan tersebut. Menurutnya, target 70 juta peserta perlu disesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal yang memengaruhi kinerja lembaga.
“Kami coba lihat sebenarnya tahun depan seperti apa, sehingga angka 70-nya mungkin kita coba lihat lagi. Apakah 70 (juta) itu masih on the track atau perlu kita sesuaikan lagi. Karena kami perlu melihat kapasitas dari internal dari BPJS Ketenagakerjaan dan juga kondisi eksternal tadi. Mudah-mudahan kondisinya membaik, sehingga kita bisa dorong lebih kuat lagi,” jelasnya.
Selain kepesertaan, BPJS Ketenagakerjaan juga mengelola dana sekitar Rp 860 triliun. Pramudya optimistis target dana kelolaan mencapai Rp 1.000 triliun pada 2026 masih bisa tercapai.
“Insyaallah kalau dana kelolaan masih bisa on the track. Insyaallah. Karena sekarang (targetnya) masih Rp 1.000 triliun,” pungkasnya.
Sebagai informasi, hingga akhir 2023 jumlah peserta BPJS Ketenagakerjaan tercatat sebanyak 42,92 juta. Saat itu, lembaga ini menargetkan kepesertaan mencapai 70 juta orang dan dana kelolaan Rp 1.000 triliun pada 2026.






