Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bakal membangun 500 rumah untuk warga yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pemerintah berharap para pengungsi dapat segera meninggalkan tenda atau hunian sementara.
“Kami ingin warga tinggal di tempat yang layak dan aman dan rencananya akan dibangun 500 unit rumah,” ujar Kepala BNPB Mayjen TNI Suharyanto, seusai memimpin rapat koordinasi bersama Pemprov NTT dan Pemkab Flores Timur di Kantor Gubernur NTT, Kupang, Kamis (22/5/2025).
Suharyanto mengungkapkan penanganan korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dilakukan secara terpadu antara pemerintah daerah hingga pusat. Ia menyebut pembangunan hunian untuk warga terdampak saat ini memasuki tahap ketiga.
“Langkah penanganan bencana ini dilakukan secara terpadu. Dalam enam bulan terakhir, sudah terlihat hasilnya. Dua unit hunian sementara sudah selesai dibangun dan telah dihuni oleh masyarakat. Saat ini, pembangunan memasuki tahap ketiga,” terang Suharyanto.
Menurutnya, masing-masing kementerian juga turut dilibatkan dalam penanganan dampak erupsi. Ia mencontohkan Kementerian PUPR yang akan membangun akses jalan. Kemudian, Kementerian PUPR (Perumahan) mengurus pembangunan rumah dan lingkungannya.
Suharyanto mendorong masyarakat yang mengungsi secara mandiri dapat menyiapkan lahan untuk dibangun rumah tetap. Sejauh ini, dia berujar, sudah sekitar 12 rumah yang dibangun pengungsi mandiri.
“Di wilayah Dinobol. Seluruh permasalahan lahan dan akses jalan telah diselesaikan. Setelah rapat ini, masing-masing kementerian akan mulai menjalankan tugasnya. Kementerian PUPR akan membangun akses jalan, Kementerian PUPR (Perumahan) mengurus pembangunan rumah dan lingkungannya, sementara kementerian lain seperti BUMN, PLN, dan ATR sudah menyatakan kesiapan mereka,” imbuh Suharyanto.
Berdasarkan data Pemkab Flores Timur, saat ini ada sebanyak 1.170 kepala keluarga (KK) dengan 4.101 jiwa yang masih mengungsi akibat erupsi Lewotobi. Jumlah tersebut sudah termasuk pengungsi mandiri dari enam desa yang terdampak.
Seperti diketahui, status Gunung Lewotobi Laki-laki naik jadi level IV Awas pada Minggu (18/5/2025). Kenaikan status ini berdasarkan analisis visual dan instrumental yang menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki masih tinggi.
“Status gunung yang masih fluktuatif. Statusnya bahkan belum pernah turun ke level dua, ini yang membuat kami harus hidup berdampingan dengan risiko. Karena itu, jarak aman warga harus 7 kilometer dari gunung harus benar-benar dijaga,” imbuh Suharyanto.