Buku anak-anak tentang pendidikan agama Hindu masih jarang ditemukan. Pembelajaran agama Hindu umumnya bertumpu pada buku teks sekolah. Alasan itu membuat Putu Ayuwidia Ekaputri meluncurkan buku serial anak Hindu untuk membantu anak-anak mengenal budaya dan nilai-nilai Hindu.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Ayuwidia, sapaan akrabnya, adalah perantauan dari Bali yang kini bermukim di Swedia. Baginya, momentum mejejaitan hingga bercengkrama dengan keluarga saat Galungan dan Kuningan sangat berharga, tapi lama tidak ia rasakan.
Apalagi, perempuan asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, ini sedang menjalani perannya sebagai ibu. Sehingga ia berusaha memenuhi kebutuhan pendidikan agama Hindu anaknya saat tinggal di luar negeri.
“Agama menjadi fondasi anak dalam kesehariannya. Pemahaman akan Tuhan juga kan abstrak banget. Jadi, aku merasa perlu buku Hindu untuk anak-anak yang menjelaskannya. Apalagi, dengan kondisi hidup di luar negeri. Sedangkan, buku anak Hindu hampir tidak ada. Adanya dalam format buku teks sekolah atau buku agama lain”, cerita Ayuwidia kepada infoBali, Sabtu (3/5/2025).
Tidak tanggung-tanggung, Ayuwidia merilis bukunya dengan format serial. Terdapat empat judul buku meliputi Panca Sradha, Bayu dan Tiga Cahaya Ajaib, Ayo Belajar Sembahyang, serta Hari Raya Galungan dan Kuningan. Dengan visual yang menarik, buku menyampaikan konsep Tattwa, Susila, dan Upacara secara ringan kepada target pembaca usia 0-5 tahun.
Panca Sradha, Bayu dan Tiga Cahaya Ajaib, dan Ayo Belajar Sembahyang dikerjakan Ayuwidia bersama tim sejak Oktober 2024. Proses mencari ilustrator, menuliskan cerita, menggambar, hingga menyunting dikerjakan hingga November.
Ayuwidia pun bekerja sama dengan seorang guru agama Hindu di Bali sebagai penyunting supaya substansinya akurat. Dan akhirnya buku ini diluncurkan pada Januari 2025.
Ayuwidia menghadapi kesulitan dalam mengejawantahkan konsep-konsep agama Hindu dalam bentuk gambar. Di samping juga ketiadaan penerbit yang mau menerbitkan karyanya karena dianggap punya target pembaca spesifik dan sedikit. Walhasil, Ayuwidia bersama tim kecilnya mengerjakan buku tersebut tanpa bantuan penerbit.
“Saya pesimistis orangnya. Makanya, ketiga buku cuma dicetak 100 buah dan pakainya sistem pre-order. Tidak menyangka malah sold out. Buku yang terbaru, Hari Raya Galungan dan Kuningan juga cuma cetak 20 buah saat April dan sudah sold out. Rencananya akan dibuat versi Bahasa Inggrisnya,” katanya.
“Dengan alasan ini juga, saya pilih perpustakaan sekaligus toko buku Si Kecil Ubud untuk menaruh buku seri anak hindu ini. Adanya di Ubud, siapapun bisa datang untuk membaca secara gratis. Buku anak-anak kan penting dan ini upaya untuk bisa aksesibel,” ucap Ayuwidia.