Barack Obama Puji Langkah Harvard Tolak Tekanan Trump terkait Kebijakan Kampus

Posted on

Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama memuji langkah Universitas Harvard yang menolak tekanan dari pemerintahan Donald Trump terkait perubahan kebijakan kampus. Harvard diketahui menolak permintaan Gedung Putih yang mengaitkan dana federal dengan sikap kampus terhadap isu anti-Semitisme dan kebebasan akademik.

Obama menyebut langkah Harvard sebagai bentuk penolakan terhadap upaya yang melanggar hukum dan tidak adil dalam membatasi kebebasan akademis.

“Harvard telah memberi contoh bagi lembaga pendidikan tinggi lainnya – menolak upaya yang melanggar hukum dan tidak adil untuk mengekang kebebasan akademis, sambil mengambil langkah konkret untuk memastikan semua mahasiswa di Harvard dapat memperoleh manfaat dari lingkungan analitis intelektual, perdebatan yang ketat, dan rasa saling menghormati,” tulis Obama di media sosialnya, seperti dilansir infoNews, Kamis (17/4/2025).

Obama, yang merupakan alumni Harvard Law School lulusan tahun 1991, jarang mengomentari kebijakan pemerintah secara terbuka sejak meninggalkan Gedung Putih hampir satu dekade lalu. Namun, dalam kasus ini, ia menyerukan agar lembaga pendidikan tinggi lainnya mengikuti jejak Harvard dan tidak tunduk pada tekanan politik.

Sebelumnya, pemerintahan Trump membekukan lebih dari US$ 2 miliar dana federal untuk Harvard. Langkah ini diambil setelah pihak kampus menolak melakukan perubahan pada sistem perekrutan, penerimaan, dan pengajaran, yang menurut pemerintah merupakan upaya memerangi anti-Semitisme di lingkungan kampus.

Trump juga menuding Harvard menoleransi anti-Semitisme terkait aksi aktivisme mahasiswa pro-Palestina. Ia menuntut pihak kampus untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.

“(Trump) ingin melihat Harvard meminta maaf. Dan Harvard harus meminta maaf,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, seperti dikutip AFP, Rabu.

Obama bukan satu-satunya tokoh yang mengkritik kebijakan tersebut. Sejumlah politisi dan akademisi di AS menyatakan kekhawatiran terhadap upaya pemerintah untuk mengontrol arah kebijakan pendidikan tinggi melalui ancaman pengurangan pendanaan.

Upaya Trump membentuk ulang universitas-universitas elite di AS melalui tekanan dinilai membahayakan prinsip kebebasan akademik yang selama ini dijunjung tinggi oleh institusi pendidikan di negara tersebut.