Banjir menerjang hunian sementara (Huntara) bagi penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Konga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), tadi siang. Akibat kejadian itu, sejumlah kepala keluarga (KK) yang sempat menempati huntara kembali menginap di pos lapangan (poslap) Desa Konga yang sebelumnya digunakan sebagai lokasi pengungsian tenda.
“Sekarang sedang banjir. Hunian masih terendam banjir,” kata SW, warga Desa Nobo, kepada infoBali, Sabtu (13/12/2025).
SW menjelaskan, warga Desa Nobo diminta mulai menempati huntara sejak 1 Desember hingga batas akhir 16 Desember 2024.
“Tanggal 17 Desember katanya poslap akan ditutup. Tapi kondisi ini bikin beberapa kepala keluarga (KK) yang sudah masuk duluan akhirnya kembali lagi ke poslap (Konga),” ujar SW.
Menurut SW, sebanyak 16 KK yang telah menetap di huntara sebelum 1 Desember 2025 terpaksa kembali ke poslap. Banjir menyebabkan hunian sementara tersebut terendam air dan dipenuhi lumpur sehingga tidak layak ditempati.
Sementara itu, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Flores Timur memastikan akan melakukan perbaikan hunian sementara bagi warga terdampak erupsi agar kembali aman dihuni. Pemda memiliki stok belanja tak terduga (BTT) sebesar Rp 6,6 miliar yang sebagian akan dialokasikan untuk perbaikan huntara.
“Stok dana kita di BTT untuk kebutuhan anggaran kita masih dihitung. Tim teknis sudah usulkan. Saya masih minta direview cakupan kegiatan dan anggarannya,” kata Bupati Flores Timur Antonius Doni Dihen.






