Bandar Sabu Tewas Diduga Ditembak Saat Dikejar Petugas BNNP NTB

Posted on

Seorang pria berinisial W (32), yang diduga sebagai bandar sabu asal Sekotong, Lombok Barat, tewas saat proses pengejaran oleh tim Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Nusa Tenggara Barat (NTB).

W diketahui merupakan residivis kasus penganiayaan dan pencurian motor. Ia disebut sudah lama mengedarkan sabu di wilayah Sekotong.

Penangkapan W berawal dari informasi masyarakat yang resah dengan aktivitas transaksi sabu di rumahnya.

“Memang sesuai informasi dari masyarakat, dilaporkan di daerah Sekotong itu ada bandar yang sudah lama berjualan narkoba dan meresahkan masyarakat,” kata Kabid Pemberantasan dan Intelijen BNNP NTB, Kombes Gede Suyasa, Rabu (9/7/2025).

Menindaklanjuti informasi itu, pada Senin (8/7/2025) sekitar pukul 15.30 Wita, tim BNNP NTB mendatangi rumah W untuk melakukan penyelidikan. Petugas mendapati W sedang bertransaksi sabu dengan seorang pembeli berinisial S.

Saat hendak ditangkap, W bersama S melarikan diri ke belakang rumah. Petugas sempat melepaskan tiga kali tembakan peringatan, namun keduanya tetap kabur.

Karena tak mengindahkan tembakan peringatan, petugas membidik kaki W untuk melumpuhkan pergerakan. W tetap melompati pagar di belakang rumahnya, sementara S berhasil diamankan.

Petugas kehilangan jejak W setelah dia melompati pagar. Saat petugas kembali ke markas, mereka mendapat informasi bahwa W bersembunyi di kamar mandi warga, sekitar satu kilometer dari lokasi pertama.

Petugas mendatangi lokasi persembunyian dan menemukan W dalam keadaan tersungkur. W segera dibawa ke RS Bhayangkara Mataram untuk diselamatkan.

“Karena kami tidak tahu apakah si target ini masih hidup atau tidak, karena penyelamatan, kami langsung bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara,” imbuhnya.

Dokter sempat melakukan upaya penyelamatan, namun W akhirnya meninggal dunia. Ia diduga tewas akibat luka tembak.

Hasil pemeriksaan forensik menemukan luka tembak di pinggang, luka memar di kepala dan hidung, serta luka gores di paha hingga betis yang diduga akibat melompati pagar.

Pihak keluarga menolak autopsi dan hanya meminta pemeriksaan forensik untuk mengeluarkan proyektil dari pinggang W.

“Ini bukan autopsi, karena permintaan keluarga tidak perlu sampai autopsi, mereka cuma minta agar proyektil itu dikeluarkan,” ucap Suyasa.

Petugas mengamankan tiga poket plastik bening berisi sabu seberat sekitar 12 gram, sejumlah alat isap, timbangan, dan uang Rp 2.040.000. Sementara pembeli berinisial S kini diamankan BNN untuk penyelidikan lebih lanjut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *