Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Meskipun sudah memasuki periode peralihan musim, sejumlah wilayah di Bali masih diguyur hujan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar menjelaskan, saat ini sebagian Bali telah memasuki musim kemarau, namun curah hujan masih terjadi akibat beberapa faktor atmosfer.
“Beberapa wilayah di Bali bagian selatan dan utara sudah masuk musim kemarau, sedangkan daerah Bali bagian tengah diprediksi akan masuk musim kemarau pada awal hingga pertengahan Juni 2025,” kata Prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar, Diana Hikmah, Sabtu (24/5/2025).
Diana menjelaskan, hujan yang masih turun selama Mei ini disebabkan oleh beberapa kondisi cuaca, termasuk suhu permukaan laut yang masih hangat di sekitar wilayah Bali.
“Serta adanya gangguan atmosfer seperti sempat aktifnya gelombang Ekuatorial Rossby dan Kelvin juga terbentuknya daerah pertemuan angin di sekitar Bali,” jelasnya.
Kondisi tersebut, lanjut Diana, menyebabkan terbentuknya awan-awan hujan yang mendukung terjadinya curah hujan meski Bali telah memasuki musim kemarau di beberapa wilayah.
Diana juga menyebut, meskipun hujan masih terjadi, belum bisa dipastikan bahwa tahun ini tergolong sebagai kemarau basah. Menurutnya, saat ini fenomena El Nino maupun La Nina tidak terdeteksi.
“Atau dengan istilah saat ini adalah tahun netral,” sambung dia.
Ia menambahkan, sebagian besar wilayah di Bali mengalami keterlambatan musim kemarau, dipengaruhi oleh kondisi La Nina lemah yang sempat terjadi pada Januari hingga Maret 2025.
“Perlu ditekankan bahwa saat musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan sama sekali, masih ada hujan namun intensitasnya sangat rendah, begitu pula sebaliknya,” beber Diana.
BMKG juga memprediksi cuaca di wilayah Denpasar akan cenderung berawan. Potensi hujan ringan hingga sedang masih mungkin terjadi, terutama pada sore dan malam hari.
