Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali menandatangani memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman kerja sama pengembangan kawasan industri e-mobility (elektromobilitas) dengan Korea Selatan (Korsel). Kerja sama dilakukan bersama Korea Automotive Technology Korea Smart E-Mobility Institute, Korea Smart E-Mobility Association, hingga PT Inako Kreta Udhaya. Kerja sama ini mendukung ekosistem kendaraan listrik di Bali.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta mengatakan selama ini Pemprov Bali telah berkomitmen terhadap pelestarian lingkungan. Salah satunya diwujudkan dengan penetapan target net zero emissions pada 2045 atau 15 tahun lebih cepat dari rencana nasional yang direncanakan pada 2060.
Kemudian, sebagai upaya membangun ekosistem kendaraan listrik di Bali, Pemprov Bali juga telah menyusun Rencana Aksi Daerah Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.
“Saya sangat berharap kegiatan penandatanganan MoU pengembangan industri e-mobility di Bali yang dilaksanakan pada kesempatan ini dapat menjadi tonggak dalam membangun industri mobilitas elektrik di Bali,” ujar Samsi di kantor Gubernur Bali, Rabu (25/6/2025).
Menurutnya, pengembangan industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dapat menjadi wahana menciptakan lapangan pekerjaan baru. Sehingga memberikan diversifikasi dari lapangan usaha yang berkait langsung dengan pariwisata.
Samsi mengatakan sebagai daerah dengan karakteristik kegiatan pariwisata yang cukup signifikan, Bali memiliki kebutuhan mobilitas yang unik. Bali juga memiliki kawasan perkotaan yang tumbuh secara sporadis hingga tersebar sehingga membutuhkan solusi mobilitas yang unik.
“Dalam konteks pengembangan industri, hal ini dapat menjadi peluang industri untuk mengisi ceruk pasar dengan produk dan solusi unik yang cocok untuk Bali. Untuk meraih peluang tersebut, tentu saja dibutuhkan kolaborasi antar berbagai pihak,” urai dia.
Samsi mengungkapkan pihaknya akan menyambut hangat inisiatif dari pelaku industri. Baik dari dalam maupun luar negeri yang ingin bergandengan tangan tangan membangun ekosistem industri kendaraan bermotor listrik di Bali.
Dia menyebut banyak negara yang tertarik untuk berpartner dengan Bali terkait pengembangan kawasan industri e-mobility. Ini karena Bali memiliki RAD dan format yang jelas terkait kendaraan listrik.
Di sisi lain, Samsi mengatakan nantinya seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini akan membangun pengembangan teknologi Korea. Tujuannya agar bisa digunakan sebagai peralatan atau kendaraan yang bermanfaat luas.
“Kemungkinan (teknologi) ini bukan mobil atau motor. Tapi, lebih ke mesin-mesin. Misalnya, shuttle yang kita pakai di Besakih dan itu mulai juga dipakai di Sanur. Lalu, alat-alat pembersih sampah dan mesin pembersih jalan. Yang seperti ini kan kita perlu banget,” tuturnya.
Samsi menerangkan alternatif lokasi pabrik untuk industri elektromobilitas itu salah satunya di Jembrana. Namun, luasnya masih dikaji untuk menyesuaikan dengan kapasitas produksi.
“(Untuk saat ini) Kami penjajakan dulu karena harus jelas membangun itu nanti, seperti apa investasinya. Lalu, siapa yang akan memasukkan investasi, apakah mereka punya funding untuk memasukkan investasi, kita sendiri bagaimana, kesiapan lahan dan sebagainya. Banyak hal yang harus dipersiapkan,” akunya.
Sementara itu, Division Director Korea Smart e-mobility Association (KEMA) Seo Im Ki menjelaskan pihaknya telah memimpin industri elektromobilitas di Korea. Ada 38 perusahaan anggota yang melakukan modernisasi industri pada komposisi suku cadang dan kendaraan.
“Seperti kendaraan listrik roda dua listrik, transportasi pertanian dan mobilitas pribadi. Terutama digunakan sebagai alat transportasi untuk perjalanan jarak pendek,” sebutnya.
Seo mengeklaim pihaknya telah memperkuat pengembangan teknologi. Serta ekspor teknologi untuk mendukung ekspansi usaha mobilitas listrik setelah COVID-19.
Dalam kesempatan tersebut, Major of Yeonggwang-gun Office Jang Se-Il mengapresiasi terjalinnya kerjas ama ini. Menurutnya, melalui kerjasama akan memperkuat persahabatan antara kedua provinsi, yakni Yeonggwang-gun dan Bali.
“Serta menjadi tonggak bagi kemakmuran bersama demi masa depan berkelanjutan. Saya berharap Yeonggwang-gun dan Bali akan melanjutkan pemanfaatan (pengembangan kawasan industri e-mobility) ini di masa depan,” tandasnya.