Tim Jelajah Laut Nusantara (JLN) ‘MPA’ Aranyacala Trisakti menuntaskan ekspedisi mendayung kayak laut sejauh 486,7 kilometer. Perjalanan ini dimulai dari Pantai Pototano, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan berakhir di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Misi pendayungan ini berlangsung selama 28 hari, dari 7 Mei hingga 3 Juni 2025. Para pedayung menyusuri pesisir utara Sumbawa, kepulauan Komodo, hingga tiba di Labuan Bajo.
“Dayung jelajah laut itu memakan waktu selama 28 hari, dengan 21 lokasi persinggahan,” kata Ketua Operasional Lapangan Tim JLN ‘MPA’ Aranyacala Trisakti, Rofinus Monteiro, Rabu (4/6/2025) malam.
Selama ekspedisi, tim terus berkoordinasi dengan nelayan, kelompok pecinta alam, pemerintah daerah, Basarnas, dan TNI AL untuk memastikan kelancaran kegiatan dan kesiagaan jika terjadi kondisi darurat.
“Selama pendayungan, tim juga melibatkan para pendayung lokal, anggota pecinta alam, hingga warga yang sekadar untuk mencoba perahu kayak,” terang Rofinus.
Tim ekspedisi terdiri dari sembilan orang anggota lintas angkatan ‘MPA’ Aranyacala Trisakti, yakni Anto Koesharjanto, Rofinus, Saleh, Tedy, Daffa, Damian, Roffi, Bowi, dan Wandy.
“Mulai dari yang masih berstatus mahasiswa, hingga yang telah lama menyelesaikan studynya di civitas akademik Trisakti Jakarta,” ujarnya.
Rofinus menjelaskan ekspedisi laut ini tidak hanya menjadi petualangan semata, tetapi membawa sejumlah misi utama yang berkaitan dengan eksplorasi, promosi wisata bahari, hingga kampanye lingkungan.
Ekspedisi ini bertujuan menjelajahi wilayah pesisir, pulau kecil, dan perairan terpencil yang sulit dijangkau. Selain itu, tim mendokumentasikan keindahan alam laut Indonesia dari perspektif langsung, termasuk kondisi terumbu karang, mangrove, biota laut, hingga budaya masyarakat pesisir.
Kegiatan ini juga menjadi sarana promosi potensi wisata bahari Indonesia ke dalam dan luar negeri, serta mengangkat kearifan lokal dan tradisi maritim nusantara.
“Membangun narasi Indonesia sebagai negara maritim yang kuat dan indah,” ujar dia.
Tak hanya itu, ekspedisi ini bertujuan menginspirasi generasi muda untuk mencintai laut, menjaga lingkungan, dan aktif dalam kegiatan alam bebas. Tim juga membawa misi edukasi tentang pentingnya keberlanjutan dan pelestarian ekosistem laut.
Aspek pelatihan dan pengembangan diri turut menjadi bagian penting dalam kegiatan ini. Para pedayung mengasah fisik, navigasi, manajemen risiko, kerja sama tim, hingga kepemimpinan dan daya tahan di lingkungan ekstrem.
Tim juga mengusung kampanye lingkungan dengan mengangkat isu pencemaran laut, perubahan iklim, overfishing, dan sampah plastik. Kampanye ini melibatkan masyarakat dalam aksi bersih pantai dan edukasi lingkungan.