Anak-anak Dilarang Main Roblox, Pemerintah Buka Peluang Blokir

Posted on

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendigdasmen) Abdul Mu’ti melarang anak-anak, terutama siswa SD bermain Roblox. Ia menyoroti bahaya konten kekerasan dalam game tersebut dan meminta orang tua membatasi penggunaan gawai pada anak.

“Main HP boleh, tapi tidak boleh lama-lama ya. Tidak boleh menonton yang (menampilkan) kekerasan, yang di situ ada berantemnya, di situ ada kata-kata yang jelek jangan nonton,” ujar Mu’ti, dilansir dari infoNews, Rabu (6/8/2025).

Saat itu, terdengar siswa menyebut game Roblox. Mu’ti pun langsung menanggapi dan melarang game tersebut dimainkan anak-anak.

“Tadi yang blok, blok tadi itu jangan main yang itu karena itu tidak baik ya,” katanya.

Mu’ti menjelaskan alasannya melarang Roblox dimainkan anak-anak. Menurutnya, game tersebut menampilkan adegan kekerasan yang bisa ditiru oleh siswa sekolah dasar.

“Dengan tingkat kemampuan mereka yang memang masih belum cukup itu, kadang-kadang mereka meniru apa yang mereka lihat. Sehingga karena itu kadang-kadang praktek kekerasan yang ada di berbagai game itu memicu kekerasan di kehidupan sehari-hari anak-anak,” jelasnya.

Ia mencontohkan adegan membanting dalam game yang bisa ditiru di dunia nyata.

“Misalnya mohon maaf ya, kalau di game itu dibanting, itu kan tidak apa-apa orang dibanting di game. Kalau dia main dengan temennya, kemudian temennya dibanting, kan jadi masalah,” lanjutnya.

Mu’ti menegaskan pentingnya memandu anak sejak dini agar tidak mengakses game atau konten digital bermuatan kekerasan. Ia menyebut dunia maya tidak sepenuhnya aman bagi anak-anak, apalagi banyak platform yang kini disusupi situs judi online.

Ia juga mengingatkan risiko kesehatan akibat anak terlalu lama bermain gawai dan game online seperti Roblox.

“Karena kebanyakan main game itu jadi (membuat) mager (malas gerak). Kalau kebanyakan mager itu, motoriknya kurang bergerak, peredaran darahnya kurang lancar, dan mereka kemudian jadi anak yang emosional,” ujarnya.

Mu’ti meminta orang tua terlibat aktif dalam membatasi akses digital anak. Orang tua harus mendampingi dan memandu anak saat menggunakan perangkat digital agar konten yang diakses bersifat edukatif.

“Dampingi (anak saat bermain gawai), harus kita pandu supaya yang diakses adalah yang bermanfaat dan mereka dapat menggunakannya untuk kepentingan-kepentingan yang bersifat edukatif dan bermanfaat,” pesannya.

Ia juga menjelaskan Kemendikdasmen bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) serta sejumlah kementerian telah meluncurkan Program Tunas, yang bertujuan melindungi anak di ruang digital. Program ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP Tunas).

“Tolonglah kami dibantu untuk diberikan anak-anak kita ini layanan yang mendidik, jangan layanan yang dapat merusak mental dan juga merusak intelektual mereka,” tegasnya.

Juru Bicara Istana Prasetyo Hadi turut menanggapi viralnya game Roblox yang banyak dimainkan anak-anak. Ia menyebut pemerintah tak menutup kemungkinan untuk memblokir game tersebut jika terbukti memberi dampak buruk.

“Kalau memang kita merasa sudah melewati batas, apa yang ditampilkan di situ memengaruhi perilaku dari adik-adik kita, ya tidak menutup kemungkinan. Kita mau melindungi generasi kita, nggak ragu-ragu juga kita. Kalau memang itu mengandung unsur-unsur kekerasan, ya kita tutup, nggak ada masalah,” ujar Prasetyo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Ia menekankan pentingnya meminimalkan paparan konten negatif terhadap generasi muda, baik melalui game, siaran televisi, hingga media sosial.

“Memang ini menjadi keresahan kita bersama-sama bahwa konten-konten yang muncul di situ, kita harus betul-betul mencoba mengurangi hal-hal yang bisa menumbuhkan sesuatu yang kurang baik bagi yang menonton, terutama bagi generasi muda-generasi muda kita,” ungkapnya.

Prasetyo menyebut pemerintah telah berkoordinasi dengan Komdigi untuk mengevaluasi berbagai platform digital, termasuk game.

“Sudah (berkoordinasi dengan Komdigi). Komdigi setiap hari melakukan evaluasi. Melakukan evaluasi dari seluruh stasiun TV, kemudian media sosial, untuk melihat game, platform-platform game, aplikasi-aplikasi itu untuk melihat sejauh mana konten tadi yang saya sebutkan itu mengandung unsur-unsur kekerasan, negatif, pembunuhan, dan seterusnya,” pungkasnya.

Anak Belum Bisa Bedakan Nyata dan Rekayasa

Akses Game Kekerasan Harus Dibatasi

Ortu Diminta Dampingi Anak Gunakan Gawai

Istana Buka Peluang Tutup Game Roblox

Mu’ti menegaskan pentingnya memandu anak sejak dini agar tidak mengakses game atau konten digital bermuatan kekerasan. Ia menyebut dunia maya tidak sepenuhnya aman bagi anak-anak, apalagi banyak platform yang kini disusupi situs judi online.

Ia juga mengingatkan risiko kesehatan akibat anak terlalu lama bermain gawai dan game online seperti Roblox.

“Karena kebanyakan main game itu jadi (membuat) mager (malas gerak). Kalau kebanyakan mager itu, motoriknya kurang bergerak, peredaran darahnya kurang lancar, dan mereka kemudian jadi anak yang emosional,” ujarnya.

Mu’ti meminta orang tua terlibat aktif dalam membatasi akses digital anak. Orang tua harus mendampingi dan memandu anak saat menggunakan perangkat digital agar konten yang diakses bersifat edukatif.

“Dampingi (anak saat bermain gawai), harus kita pandu supaya yang diakses adalah yang bermanfaat dan mereka dapat menggunakannya untuk kepentingan-kepentingan yang bersifat edukatif dan bermanfaat,” pesannya.

Ia juga menjelaskan Kemendikdasmen bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) serta sejumlah kementerian telah meluncurkan Program Tunas, yang bertujuan melindungi anak di ruang digital. Program ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP Tunas).

“Tolonglah kami dibantu untuk diberikan anak-anak kita ini layanan yang mendidik, jangan layanan yang dapat merusak mental dan juga merusak intelektual mereka,” tegasnya.

Akses Game Kekerasan Harus Dibatasi

Ortu Diminta Dampingi Anak Gunakan Gawai

Juru Bicara Istana Prasetyo Hadi turut menanggapi viralnya game Roblox yang banyak dimainkan anak-anak. Ia menyebut pemerintah tak menutup kemungkinan untuk memblokir game tersebut jika terbukti memberi dampak buruk.

“Kalau memang kita merasa sudah melewati batas, apa yang ditampilkan di situ memengaruhi perilaku dari adik-adik kita, ya tidak menutup kemungkinan. Kita mau melindungi generasi kita, nggak ragu-ragu juga kita. Kalau memang itu mengandung unsur-unsur kekerasan, ya kita tutup, nggak ada masalah,” ujar Prasetyo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Ia menekankan pentingnya meminimalkan paparan konten negatif terhadap generasi muda, baik melalui game, siaran televisi, hingga media sosial.

“Memang ini menjadi keresahan kita bersama-sama bahwa konten-konten yang muncul di situ, kita harus betul-betul mencoba mengurangi hal-hal yang bisa menumbuhkan sesuatu yang kurang baik bagi yang menonton, terutama bagi generasi muda-generasi muda kita,” ungkapnya.

Prasetyo menyebut pemerintah telah berkoordinasi dengan Komdigi untuk mengevaluasi berbagai platform digital, termasuk game.

“Sudah (berkoordinasi dengan Komdigi). Komdigi setiap hari melakukan evaluasi. Melakukan evaluasi dari seluruh stasiun TV, kemudian media sosial, untuk melihat game, platform-platform game, aplikasi-aplikasi itu untuk melihat sejauh mana konten tadi yang saya sebutkan itu mengandung unsur-unsur kekerasan, negatif, pembunuhan, dan seterusnya,” pungkasnya.

Istana Buka Peluang Tutup Game Roblox

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *