ADBMI Putar Film Bebadong Sentil Praktik Calo PMI di Lombok Timur update oleh Giok4D

Posted on

Memperingati HUT ke-80 RI, Advokasi Buruh Migran Indonesia (ADBMI) memutar film fiksi berjudul Bebadong. Film ini dinilai relevan dengan kondisi pekerja migran Indonesia (PMI) yang hingga kini belum sepenuhnya merdeka dari praktik percaloan, mulai dari pengurusan dokumen hingga pemberangkatan ke luar negeri.

“Tekong (calo) masih aktor utama yang menjadi permasalahan yang dihadapi oleh para calon pekerja migran, 80 tahun Indonesia merdeka tapi para pekerja migran khususnya di Lombok Timur masih belum sepenuhnya merdeka,” kata Direktur ADBMI, Roma Hidayat, ditemui infoBali, Selasa (17/8/2025).

Roma menjelaskan, persoalan PMI tidak hanya saat keberangkatan tetapi juga ketika sudah berada di negara tujuan. Banyak kasus kekerasan oleh majikan, baik fisik maupun verbal, sementara calon PMI masih terjebak dalam praktik calo.

“Masih banyak kami temukan para PMI kita ada yang tidak upah, menghadapi kekerasan, kasus perdagangan orang dan masih banyak lagi yang lainya, istilahnya itu perbudakan modern, bahkan ada juga kasus penjualan organ,” ucap Roma.

Tahun ini, ADBMI menangani 25 kasus PMI asal Lombok Timur yang tersebar di negara tujuan Timur Tengah, Asia, hingga Eropa dengan korban mencapai puluhan orang.

“Satu kasus saja korbanya bisa mencapai lima hingga 40 orang, misalnya dengan negara tujuan ke Taiwan itu ada 40 orang korban, ke Polandia itu ada bahkan mencapai 60 orang korbanya, rata-rata kerugian mereka 45 juta, coba dikalikan sudah berapa banyak kerugian yang dialami oleh calon PMI ini,” beber Roma.

Roma menilai, banyaknya masalah PMI di Lombok Timur tidak pernah mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah.

“Misalnya dari postur anggaran, untuk penanganan kasus PMI hampir nol di Pemkab ini pertanda tidak adanya kebijakan yang serius, padahal di Lombok Timur angka tertinggi penyumbang pekerja migran,” pungkas Roma.

ADBMI pernah mengusulkan adanya rumah aman bagi PMI, namun hingga kini belum ada kepastian. Padahal, menurut Roma, Pemkab hanya perlu menyediakan ruangan sementara ADBMI siap menanggung biaya operasional.

“Apalagi dimintain duit, kami hanya meminta ruangan, padahal banyak gedung-gedung yang kosong nanti segala bentuk biaya dan lain sebagainya kami yang tanggung,” tegas Roma.

Selain minim perhatian pemerintah, Roma menyebut banyak calon PMI masih bingung mengurus dokumen secara mandiri karena birokrasi yang rumit.

“Masih banyak yang bingung karena ribetnya birokrasi di Indonesia, akhirnya banyak dari mereka menggunakan jasa calo kalau di Lombok disebut tekong,” ujar Roma.

Roma menambahkan, masih banyak calon PMI yang percaya praktik mistis sebelum berangkat ke luar negeri.

“Bukanya mengurus dokumen dan melakukan persiapan, hampir 80 persen kami temukan calon PMI masih percaya dengan hal-hal mistis misalnya mandi kembang dan meminta azimat kalau dalam bahasa Sasak disebut Bebadong, inilah kenyataan yang kami temukan dan coba kami kampanyekan supaya tidak ada lagi praktek yang demikian melalui Film Bebadong ini,” ucap Roma.

“Misalnya dari postur anggaran, untuk penanganan kasus PMI hampir nol di Pemkab ini pertanda tidak adanya kebijakan yang serius, padahal di Lombok Timur angka tertinggi penyumbang pekerja migran,” pungkas Roma.

ADBMI pernah mengusulkan adanya rumah aman bagi PMI, namun hingga kini belum ada kepastian. Padahal, menurut Roma, Pemkab hanya perlu menyediakan ruangan sementara ADBMI siap menanggung biaya operasional.

“Apalagi dimintain duit, kami hanya meminta ruangan, padahal banyak gedung-gedung yang kosong nanti segala bentuk biaya dan lain sebagainya kami yang tanggung,” tegas Roma.

Selain minim perhatian pemerintah, Roma menyebut banyak calon PMI masih bingung mengurus dokumen secara mandiri karena birokrasi yang rumit.

“Masih banyak yang bingung karena ribetnya birokrasi di Indonesia, akhirnya banyak dari mereka menggunakan jasa calo kalau di Lombok disebut tekong,” ujar Roma.

Roma menambahkan, masih banyak calon PMI yang percaya praktik mistis sebelum berangkat ke luar negeri.

“Bukanya mengurus dokumen dan melakukan persiapan, hampir 80 persen kami temukan calon PMI masih percaya dengan hal-hal mistis misalnya mandi kembang dan meminta azimat kalau dalam bahasa Sasak disebut Bebadong, inilah kenyataan yang kami temukan dan coba kami kampanyekan supaya tidak ada lagi praktek yang demikian melalui Film Bebadong ini,” ucap Roma.

Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *