Sebuah rumah tua di Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku, Bangli, Bali, kini ramai dikunjungi warga yang ingin bernostalgia. Rumah yang dulunya kosong ini disulap menjadi tempat makan bernama Pondok Umapadi, dengan suasana pedesaan yang kental dan sajian kuliner tradisional khas Bali.
Rumah tersebut berada di ujung gang kecil dan memiliki eksterior bangunan terbuka di sisi utara, atau disebut sebagai bale daja. Dinding gedek, lantai tanah campur semen, serta pilar kayu pinus dan kayu seseh menambah nuansa jadul rumah itu. Di dalamnya, masih terdapat dapur dengan tungku tanah dan perabotan lawas, seperti sendok dari batok kelapa.
Kesan pedesaan makin terasa ketika melihat halaman rumah yang masih berupa tanah, dengan pemandangan asri dan ayam yang dibiarkan berkeliaran. Di tegalan belakang rumah, berbagai tanaman bunga dan buah-buahan tumbuh subur.
“(Rumah) ini sudah lama kosong sejak kakek meninggal. Beliau ini saudara dari kakek kandung saya dan memang tinggal sendiri, nggak ada keturunannya. Sepeninggal kakek itu, ya langsung sepi,” tutur Desak Ariani, cucu dari pemilik rumah, Minggu (8/6/2025).
Desak mengisahkan bahwa rumah itu dibangun sejak 1950 dan ditempati oleh mendiang kakeknya, Sang Made Prembon. Meski sudah lama tidak dihuni, bangunan rumah masih kokoh tanpa banyak perbaikan. Kini, Desak rutin mengunjungi rumah tersebut setiap akhir pekan.
“Saya lah yang diminta keluarga sesekali nengok ke sini. Ya sekadar kasih makan ayam, burung, bersih-bersih, setiap akhir pekan. Kalau sehari-hari kan sudah tinggal di Denpasar,” ungkapnya.
Desak sering membagikan kegiatan akhir pekannya di rumah tersebut lewat media sosial. Dari bersih-bersih, memberi pakan ayam, berkebun, hingga memasak, semua dibagikan secara sederhana namun menarik. Kontennya kerap memantik kenangan masa kecil warganet, terutama yang merantau.
“Ada yang cerita katanya ingat sama masa lalu. Dulu katanya waktu susah, ekonomi masih susah, rumahnya masih sederhana. Ada yang bilang juga, serasa pulang kampung, atau pulang ke rumah neneknya,” kenang Desak.
Melihat antusiasme warganet yang ingin berkunjung langsung ke rumah itu, Desak dan adiknya, Desak Alit Kencana Dewi, akhirnya memutuskan untuk membuka tempat makan di sana. Tempat tersebut diberi nama Pondok Umapadi.
“Banyak yang bilang ‘bisa nggak datang ke sana?’. Dari permintaan itu, saya makin terpacu kan. Ada juga yang kasih saran, akhirnya ya coba deh buka tempat makan,” tutur Desak.
Nama Umapadi diambil dari kebiasaan warga yang menyebut lokasi rumah itu dengan sebutan serupa, karena dahulu banyak padi gogo tumbuh subur di area tersebut. Rumah itu pun dijadikan konsep utama tempat makan, mempertahankan keaslian bangunannya.
Beberapa bagian unik dari rumah kakek Prembon tetap dipertahankan, seperti pondasi dari batu padas dan dinding dari anyaman gedek kulit bambu. Lantainya tetap berupa tanah yang dilapisi semen, dan atap genting tanah yang sudah ditumbuhi lumut.
“Seperti laklak yang bahan adonannya nggak pakai air, tapi pakai santan murni. Warnanya pakai daun suji. Daun pisang, kelapa, daun-daun apapun itu ada di kebun sini,” beber Desak Alit Kencana Dewi, pengelola Pondok Umapadi sembari menunjuk beberapa tanaman di kebun.
Menu yang ditawarkan pun menyesuaikan konsep tradisional, mulai dari tipat cantok, laklak, pisang goreng, hingga aneka kopi dan teh. Tersedia juga nasi sela atau nasi ubi lengkap dengan pepes, sayur urab, dan sambal bongkot. Semua bahan diambil dari kebun sekitar rumah.
Desak Alit menyebut, banyak pengunjung yang merasa seperti kembali ke masa kecil saat berada di sana. Mereka bebas duduk di mana saja, termasuk di kebun salak sambil bermain ayunan dan menikmati pemandangan lembah.
“Malah pernah ada pengunjung sampai nangis karena ingat masa kecil mereka tinggal dan makan di rumah nenek. Di sini bebas duduk santai di mana saja, boleh juga di kursi-meja, di halaman,” kata Desak Alit.
Pondok Umapadi berjarak sekitar 1,5 jam perjalanan dari Denpasar. Rutenya bisa ditempuh lewat Kota Bangli menuju arah timur ke Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku. Lokasinya juga telah terdaftar di Google Maps.
Setiba di check point, akan ada papan penunjuk menuju Pondok Umapadi. Pengunjung harus berjalan kaki sejauh 500 meter melewati gang kecil, karena hanya dapat dilalui sepeda motor.