Antre Pengojek di Pura Agung Besakih, Karangasem: Fenomena Unik IBTK 2025

Posted on

Ratusan pengojek di kawasan Manik Mas, Pura Agung Besakih, Karangasem, Bali, terlihat mengantre menunggu penumpang, Rabu (16/4/2025) pagi. Mereka silih berganti berteriak kepada para pemedek yang hendak bersembahyang agar mau menggunakan jasanya menuju Pura Agung Besakih.

“Ojek pak buk, Rp 10 ribu saja,” teriak mereka kepada pemedek yang lewat.

Para pengojek itu rela antre sejak pukul 05.00 Wita di sekitar kawasan Manik Mas saat upacara Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) di Pura Agung Besakih. Mereka mengatre pagi-pagi agar mendapatkan antrean paling depan. Dengan begitu, mereka berkesempatan mendapat penumpang lebih awal.

Pantauan infoBali, antrean pengojek bahkan bisa mencapai ratusan meter. Mereka tetap taat sesuai giliran berdasarkan kedatangan meski harus menunggu hingga satu hingga dua jam untuk dapat penumpang.

Salah satu pengojek, I Nengah Miwa, mengaku sudah antre sejak pukul 05.00 Wita. Hingga pukul 10.00 Wita, Miwa sudah dua kali mengantar penumpang ke Pura Agung Besakih. Jarak yang ditempuh sekitar 1 kilometer (km).

“Sekali antar sudah ditentukan Rp 10 ribu. Dalam sehari kalau ramai bisa sampai 20 kali mengantar penumpang, tetapi kalau sepi bisa kurang dari itu,” kata Miwa, Rabu (16/4/2025).

Miwa mengungkapkan pemedek biasanya mulai ramai sekitar pukul 10.00 Wita. Namun, ketika akhir pekan, pemedek biasanya sudah mulai membeludak sejak pagi. Walhasil, Sabtu dan Minggu menjadi kesempatan bagi pengendara ojek untuk mendapatkan penumpang lebih banyak demi memperbesar pendapatan.

“Sekarang sudah ditata oleh badan pengelola, jadi antreannya juga rapi. Tetapi, karena banyaknya ojek, dalam sehari paling mentok dapat Rp 200 ribu saja,” ujar Miwa.

Hal senada diungkapkan pengojek lain, I Wayan Suyasa. Suyasa bisa mengantre satu hingga dua jam untuk mendapatkan penumpang ketika pemedek sepi. Namun, ketika pemedek ramai dan banyak yang ingin naik ojek, antrean menjadi lebih singkat menjadi 15 sampai 30 menit meski ada ratusan pengendara ojek yang mengantre. Pengojek sudah pasti mendapatkan giliran untuk membawa penumpang.

“Kadang meskipun ramai tidak semua pemedek yang ingin naik ojek, banyak juga yang memilih jalan kaki,” ucap Suyasa.

Jalur ojek pada IBTK 2025 juga dibedakan dengan pejalan kaki. Walhasil, tidak terjadi kemacetan seperti tahun-tahun sebelumnya. Ojek yang membawa pemedek harus melalui jalur belakang. Sedangkan pejalan kaki dipersilakan melalui jalur utama untuk menuju Pura Agung Besakih.

Salah satu pemedek yang menggunakan jasa pengojek adalah Ni Wayan Suniasih. Suniasih pun menceritakan alasannya memilih menumpang ojek saat bersembahyang ke Pura Agung Besakih kala upacara IBTK 2025.

Menurut Suniasih, selain lebih cepat sampai, ia memilih menumpangi ojek karena membawa banten yang lumayan banyak. Sehingga, bagi Suniasih, lebih praktis naik ojek ketimbang berjalan kaki.

“Naik ojek lebih cepat karena bawa banten, kalau jalan panas juga,” ujar Suniasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *