Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bali mengatakan partai lain masih malu-malu untuk ikut merayakan Bulan Bung Karno setiap Juni. Ketua Bidang Ideologis DPD PDIP Bali, I Ketut Suryadi, menyebut sejumlah partai lahir dari embrio Orde Baru (Orba), sehingga tidak antusias terhadap Bulan Bung Karno.
“Jadi malu-malu ikut, padahal Bung Karno sudah diakui sebagai pahlawan,” kata Boping, sapaan Suryadi, saat konferensi pers persiapan perayaan Bulan Bung Karno di DPD PDIP Bali, Minggu (25/5/2025).
Boping juga mengeklaim hanya PDIP yang berani untuk menjalankan ajaran Bung Karno secara terbuka.
“Jadi, Bali sudah memperingati itu dengan semua komponen dengan surat edaran tapi komponen dengan surat edaran, tapi sekarang PDI Perjuangan yang memang secara ideologis biologis seolah-olah PDIP yang memiliki Bung Karno,” beber politikus asal Tabanan itu.
Menurut Boping, perayaan Bulan Bung Karno selaras dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 19 Tahun 2019 tentang Bulan Bung Karno di Provinsi Bali. Maka, dia berujar, sudah sepatutnya seluruh komponen masyarakat turut memperingati.
“Kalau surat edaran berarti secara mainstream mengajak semua siapapun komponen masyarakat mengajak semua memperingati Bung Karno,” kata pria yang kerap disapa Boping itu.
Sementara itu, Bendahara PDIP Bali Dewa Made Mahayadnya alias Dewa Jack mengatakan PDIP belum berencana mengajak partai lain untuk memperingati Bulan Bung Karno. Menurutnya, saat ini hanya PDIP yang memiliki sejarah partai dengan ideologi Soekarno.
“Jadi untuk mengajak teman-teman partai lain kami pikirkan dulu, ini perlu pemikiran untuk melaksanakan bersama tapi biarkan dulu kami beri contoh dan selama enam kali, kalo ini diterima masyarakat ke depan mudah-mudahan bagian masyarakat lain punya ketertarikan untuk melaksanakan Bulan Bung Karno,” ujar Dewa Jack.
Dia menyampaikan ada beragam kegiatan selama peringatan Bulan Bung Karno ke-6 tahun 2025. Antara lain, perlombaan-perlombaan yang edukatif, inspsiratif, dan partisipatif.
Dewa Jack, sapaan Mahayadnya, mengungkapkan PDIP juga ingin menumbuhkan kesadaran masyarakat terkait Gerakan Bali Bersih Sampah berbasis sumber dan membatasi penggunaan plastik sekali pakai yang telah dicanangkan oleh Koster.
“Bulan Bung Karno 2025 dirancang untuk menghidupkan kembali semangat nasionalisme, cinta tanah air dan keberdayaan masyarakat lokal melalui pendekatan budaya,” kata Dewa Jack.