Barcelona resmi mengunci gelar juara Liga Spanyol 2024/2025. Kepastian itu didapat setelah kemenangan atas Espanyol pada jornada ke-36 LaLiga.
Laga bertajuk Derby Catalan itu digelar di RCDE Stadium, Jumat (16/5/2025) dini hari WIB. Barcelona menang 2-0 lewat gol dari Lamine Yamal dan Fermin Lopez.
Babak pertama berjalan ketat dan tanpa gol. Kebuntuan baru pecah pada awal babak kedua setelah Lamine Yamal membobol gawang Espanyol. Petaka menimpa tim tuan rumah setelah Leandro Cabrera dikartu merah di menit ke-79.
Unggul jumlah pemain, Barca menggandakan skor lewat gol Fermin Lopez di masa injury time.
Tambahan tiga poin membuat Barcelona mengoleksi 85 poin di puncak klasemen, unggul tujuh angka dari Real Madrid di posisi kedua yang mengantongi 78 poin. Dengan hanya dua laga tersisa, posisi Barcelona dipastikan tak terkejar lagi.
Gelar ini menjadi trofi LaLiga ke-28 dalam sejarah Barcelona.
Titel juara liga ini sekaligus melengkapi pencapaian treble domestik Barcelona musim ini. Sebelumnya, tim besutan Hansi Flick sudah lebih dulu merebut Piala Super Spanyol dan Copa del Rey.
Pencapaian ini jauh lebih baik dari musim lalu, di mana Blaugrana hanya mampu mengangkat trofi Copa del Rey. Kehadiran Hansi Flick sebagai pelatih utama musim ini disebut menjadi kunci kesuksesan.
Barcelona masih memiliki dua pertandingan tersisa di liga, yakni menjamu Villarreal (19/5) dan tandang ke markas Athletic Bilbao (25/5).
Gelandang Barcelona, Pedri, menyebut musim ini penuh tantangan namun sangat menyenangkan. Ia menyoroti produktivitas gol timnya sebagai bukti performa positif sepanjang musim.
Barcelona saat ini sudah mencetak 97 gol, unggul 23 gol dari Real Madrid yang menjadi tim tertajam kedua. Dengan dua laga tersisa, Barca berpeluang menembus angka 100 gol.
Menurut Pedri, keberanian tim dalam mengambil risiko di bawah arahan Flick menjadi kunci kesuksesan mereka.
“Menurut saya ini titel yang paling sulit dalam jalannya musim ini. Saya sangat senang dengan musim yang kami jalani. Para suporter menikmati permainan kami dan begitu juga kami saat bermain,” ujar Pedri, dikutip dari infoSport.
“Risiko-risikonya sudah terlewati, kami merayakan di ruang ganti dan tak sabar bertemu keluarga dan lanjut bersenang-senang,” imbuhnya.
Barcelona sempat diragukan bisa bersaing dalam perebutan gelar. Rangkaian hasil buruk di pertengahan musim sempat membuat posisi mereka terlempar dari papan atas.
Pada periode November hingga awal Januari, Barcelona hanya menang sekali dalam delapan laga LaLiga, bahkan menelan empat kekalahan. Mereka pun sempat melorot ke posisi tiga klasemen.
Kebangkitan mulai terlihat seusai hasil imbang 1-1 melawan Getafe. Sejak itu, Barcelona tancap gas dan hanya gagal menang sekali, yakni saat ditahan 1-1 oleh Real Betis di awal April. Selebihnya, Blaugrana mencatatkan 15 kemenangan dari 16 laga.
“Ini gelar liga saya yang kedua dan saya berharap bisa memenangi lebih banyak lagi. Saya rasa kami mesti fokus ke target-target kami sendiri,” ujar winger Barcelona, Raphinha.
“Kalau kami melakukan tugas kami dan tak memperhatikan tim-tim lain, peluang kami membesar. Kami seharusnya tak melihat ke Madrid musim ini,” katanya.
“Banyak orang berpikir kami sudah mati dan bahwa kami akan bersaing untuk posisi ketiga. Semuanya tergantung kami sendiri dan kami mendapatkan gelarnya,” imbuhnya.
Artikel ini telah tayang di infoSport. Baca selengkapnya