Soal Siswa Titipan agar Dapat Sekolah, DPRD Bali: Ya Kami Bantu

Posted on

Fenomena orang tua (ortu) menitipkan anaknya kepada anggota dewan agar diterima di sekolah pilihan kerap muncul menjelang pendaftaran siswa baru. Hal itu juga mengemuka saat rapat kerja terkait Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) antara DPRD Bali bersama Disdikpora Provinsi Bali.

Ketua Komisi IV DPRD Bali I Nyoman Suwirta mengungkapkan siswa titipan adalah istilah ketika ada ortu yang memohon dibantu melalui anggota dewan agar anaknya diterima di sekolah negeri. Meski anggota dewan membantu, dia berujar, tak semua siswa yang dititipkan ortu diterima di sekolah yang dituju.

“Ya kami bantu. Tapi, yang kami minta tolong itu bukan semuanya diterima. Jadi, mereka itu ada yang diterima (dan) ada yang tidak,” kata Suwirta di kantor DPRD Bali, Denpasar, Rabu (14/5/2025).

Suwirta menuturkan para orang tua sesungguhnya bisa mengurus sekolah anaknya secara mandiri dan tidak perlu menitip lewat anggota dewan jika mengikuti sistem yang berlaku. Mantan Bupati Klungkung itu mengakui istilah siswa titipan sudah meluas ke masyarakat.

“Maka dari itu saya harapkan kepada anak-anak kita percaya dirilah bahwa sistem itu diciptakan semuanya untuk mereka-mereka yang berkualitas,” pungkasnya.

Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Bali I Ketut Ngurah Boy Jayawibawa juga menyinggung mengenai siswa titipan menjelang pendaftaran murid baru. Boy mengatakan siswa titipan tak hanya melalui perantara anggota dewan, tetapi juga tokoh pejabat lainnya.

“Setiap saat selalu kami turun karena memang pemerintah harus turun kepada siswa yang tercecer, kami selalu mengakomodasi. Baik dari teman-teman dewan, tokoh pejabat, maupun seluruh kabupaten/kota, instansi TNI/Polri. Empat tahun ini dilaksanakan tidak pernah ada masalah,” kata Boy.

Boy berjanji tahun ini sudah tidak ada istilah siswa titipan. Ia menegaskan seluruh siswa memiliki kesempatan yang lebar untuk menempuh pendidikan di sekolah negeri karena banyaknya jalur.

“Mudah-mudahan tidak ada yang tercecer karena tahun ini seorang siswa wajib memilih tiga sekolah. Kalau tahun-tahun sebelumnya mereka hanya memilih satu sekolah, afirmasi sudah mengizinkan. Tapi sekarang kalau hanya memilih satu atau dua sekolah tidak boleh, wajib tiga sekolah,” jelas Boy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *