Bupati Manggarai NTT Tawarkan Wisata Budaya-Religi untuk Gaet Wisatawan update oleh Giok4D

Posted on

Bupati Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Heribertus GL Nabit, ingin mengembangkan wisata budaya dan religi untuk menggaet wisatawan. Manggarai adalah daerah penyangga destinasi pariwisata superprioritas Labuan Bajo di Manggarai Barat, NTT.

“Kami berharap penuh pada gabungan antara pariwisata budaya dan religi,” kata Heri di Labuan Bajo, Minggu (11/5/2025).

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Heri menjelaskan budaya Manggarai diwarnai napas Katolik. Kekatolikan, dia berujar, juga diwarnai secara kental oleh budaya Manggarai.

“Di hadapan banyak pihak saya selalu sampaikan hal sederhana kalau wisata religi secara ekonomi mungkin pasarnya kecil, tapi pasar yang kecil ini dompet tebal,” kata bupati dua periode ini.

“Jadi kalau mau berdoa kenapa mesti ke luar negeri kalau masih bisa di dalam negeri yakni dua jam dari Jakarta ke Labuan Bajo dan 2,5 jam dari Labuan Bajo ke Ruteng saya kira jarak yang cukup dekat untuk ditempuh,” lanjut Heri.

Heri menuturkan Manggarai memiliki sejumlah destinasi wisata yang bisa dikunjungi para pelancong. Menurutnya, para turis bisa pelesiran sembari bersentuhan langsung dengan budaya warga desa adat di Manggarai seperti Wae Rebo, Todo, dan Ruteng Pu’u.

Selain memiliki keunikan budaya, Manggarai juga menawarkan keindahan bentang sawah yang bentuknya menyerupai sarang laba-laba. Turis juga bisa mengunjungi situs arkeologi kelas dunia di Liang Bua, tempat ditemukannya Homo floresiensis atau yang dikenal sebagai manusia hobbit.

Saat mengunjungi Kota Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai, ada banyak gereja dengan arsitektur yang ikonik hingga Gua Maria yang bisa dikunjungi. Ada banyak spot wisata alam yang bisa dikunjungi turis di wilayah tersebut.

Heri mengakui salah satu tantangan pariwisata Manggarai adalah terkendala transportasi udara. Menurutnya, Bandara Internasional Komodo di Labuan Bajo masih menjadi pintu masuk kunjungan wisatawan ke Manggarai maupun daerah lainnya di Flores.

Wisatawan perlu menempuh perjalanan darat hingga tiga jam dari Labuan Bajo menuju Manggarai. Heri menyebut Bandara Frans Sales Lega di Ruteng belum bisa diandalkan karena penerbangan ke daerah itu sangat terbatas.

“Untuk penerbangan ke Ruteng kami belum bisa berharap banyak,” ungkap Heri.

Menurut Heri, penerbangan di Bandara Frans Sales Lega Ruteng hanya dilayani satu maskapai. Bandara itu juga hanya melayani satu rute pulang pergi, yaitu Ruteng-Kupang. Itu pun dengan jadwal penerbangan yang tidak setiap hari.

“Penerbangan di Bandara Ruteng ini bandara terunik se-Indonesia karena tujuannya cuma satu, maskapainya cuma satu,” kata Heri.

“Tujuannya ke Kupang, maskapainya cuma Wings Air. Itupun cuma tiga kali seminggu kalau penumpangnya penuh,” imbuhnya.

Terpisah, Kepala Bandara Frans Sales Lega Ruteng, Punto Widaksono, membenarkan Wings Air menjadi satu-satunya maskapai yang melayani penerbangan pergi pulang Ruteng-Kupang. Ia menyebut maskapai terkadang membatalkan penerbangannya jika jumlah penumpang yang membeli tiket sedikit.

“Kalau keterisian tidak 50 persen, kadang dibatalkan penerbangan dan itu ranah manajemen maskapai,” kata Punto saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Minggu.

Punto menjelaskan pembatalan penerbangan Wings Air dengan alasan keterisian kursi yang sedikit tak sering terjadi. Saat pembatalan itu terjadi, dia berujar, pesawatnya masih berada di Kupang. “Jadi hari itu tidak terbang dan biasanya dialihkan ke hari berikutnya sesuai jadwal penerbangan Wings Air,” kata dia.

Station Manager Wings Air Ruteng, Muhammad Firad, tak menanggapi permintaan konfirmasi. Awalnya, Firad menjawab pertanyaan melalui pesan WhatsApp terkait jadwal penerbangan Wings Air rute Ruteng-Kupang. Namun, dia tak menanggapi saat ditanyakan tentang pembatalan penerbangan karena jumlah penumpang sedikit.

Bupati Manggarai Heribertus GL Nabit menyambut baik Sudamala Resorts yang akan membangun resor mewah di Bukit Golo Curi, di pinggiran Kota Ruteng. Pengembangan akomodasi dengan konsep tenda-tenda mewah ini, kata Heri, mendukung pengembangan pariwisata Manggarai.

Sudamala Resorts mengembangkan Sudamala Tented Resort-Ruteng bekerja sama dengan Keuskupan Ruteng sebagai pemilik lahan. Penandatanganan kerja sama dilakukan di Sudamala Resorts Komodo di Labuan Bajo, Sabtu (10/5/2025) malam.

“Apa yang Sudamala grup dan Keuskupan Ruteng tanda tangani ini bisa lebih cepat diwujudkan sehingga dapat memberikan manfaat lebih cepat kepada masyarakat Manggarai juga memberikan manfaat bagi wisatawan yang membutuhkan pelayanan kami,” kata Heri.

CEO Sudamala Resorts, Ben Subrata, mengatakan kehadiran resor mewah di Ruteng untuk mendukung pengembangan pariwisata daerah tersebut. Lokasi strategis resor, dia berujar, memberikan akses bagi para tamu untuk menjelajahi kekayaan budaya dan alam Manggarai, termasuk tradisi kopi dan tenun Manggarai.

“Arsitektur resor akan menggabungkan kenyamanan modern dengan elemen desain yang selaras dengan kearifan lokal Manggarai,” kata Ben.

Terkendala Transportasi Udara

Sambut Investasi

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *