Dua kapal pinisi tenggelam dalam tiga hari di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Keduanya adalah kapal pinisi Dewi Anjani dan kapal pinisi Putri Sakinah.
Otoritas kesyahbandaran di bawah Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pun menyetop sementara pelayaran kapal wisata di perairan Labuan Bajo dan Kepulauan Komodo. Pelayaran kapal wisata di perairan itu disetop sementara hingga 1 Januari 2026 atau sampai adanya pengumuman lebih lanjut.
Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, meminta kantor kesayahbandaran dan otoritas pelabuhan (KSOP) bersama pemilik kapal tidak memaksakan berlayar di tengah prediksi cuaca ekstrem. Ia meminta pelaku pelayaran mematuhi anjuran dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
“Untuk semua otoritas pelayanan seperti KSOP, pemilik, dan operator kapal maupun yang lain, kami minta untuk tunduk dan patuh terhadap anjuran dari BMKG ini, jangan main-main karena ini sudah kesekian kalinya kita melihat di Labuan Bajo ada persoalan seperti ini,” ujar Laka Lena, Senin (29/12/2025).
Terbaru, kapal pinisi dengan nama Dewi Anjani tenggelam di perairan Dermaga Pink, tak jauh dari Pelabuhan Marina Waterfront Labuan Bajo, Manggarai Barat, Senin (29/12/2025) pagi. Lokasi kejadian berada di perairan dekat Bukit Pramuka, Labuan Bajo.
Kapal yang tenggelam saat berlabuh itu karena keteledoran kru kapal. Semua anak buah kapal ketiduran, sehingga tidak ada yang memompa air.
“Info sementara tidak pompa air got. Semua ABK (anak buah kapal) ketiduran,” kata Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto mengungkap penyebab kapal itu tenggelam, Senin.
Tak ada korban jiwa maupun terluka dalam insiden tersebut. Hingga Senin sore, kapal tersebut belum dievakuasi. Di sekitarnya, sejumlah kapal wisata tampak berlabuh.
Berdasarkan video yang beredar, terlihat sebagian besar badan kapal telah terendam air. Kapal tersebut tampak dalam kondisi miring sebelum akhirnya nyaris seluruh badan kapal tenggelam.
“Kapal lagi parkir,” kata Slamet, staf KSOP Labuan Bajo.
Tiga hari sebelum insiden Dewi Anjani, kapal pinisi Putri Sakinah juga tenggelam di Labuan Bajo, tepatnya di perairan Pulau Padar. Enam wisatawan asal Spanyol menjadi korban tenggelamnya kapal pinisi Putri Sakinah di Selat Pulau Padar pada Jumat (26/12/2025) malam.
Mereka merupakan satu keluarga, yakni pelatih Tim B Sepakbola Wanita Valencia CF di Spanyol, Martin Carreras Fernando, bersama istri dan empat anaknya berusia 7 hingga 12 tahun, terdiri dari dua anak laki-laki dan dua anak perempuan.
Saat kejadian, kapal wisata tersebut membawa 11 penumpang. Terdiri atas enam warga negara Spanyol atau Martin sekeluarga, empat awak kapal, dan seorang pemandu wisata.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Henry Novika Chandra menjelaskan, berdasarkan hasil penyelidikan awal, kapal tersebut tenggelam akibat mati mesin. Kondisi diperparah cuaca ekstrem berupa gelombang setinggi 2-3 meter yang dipicu oleh bibit siklon tropis 96S.
“Situasi cuaca sangat ekstrem saat kejadian. Kapal mengalami mati mesin dan dihantam gelombang tinggi hingga terbalik dan tenggelam dengan cepat. Dugaan sementara, sebagian korban terjebak di dalam kabin,” jelas Henry, Senin.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Dari total 11 orang di atas kapal, tujuh orang berhasil diselamatkan, termasuk istri dan satu anak Fernando Martín Carreras. Adapun, tim SAR gabungan baru menemukan satu jenazah korban kapal pinisi Putri Sakinah. Tiga korban lainnya masih hilang hingga hari keempat operasi pencarian.
“Tim SAR gabungan dalam pencarian ini sudah dilaksanakan di hari keempat, satu korban ditemukan dalam kondisi meninggal pada pukul 06.05 Wita,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Maumere selaku SAR Mission Coordinator, Fathur Rahman, di Labuan Bajo, Senin (30/12/2025) malam.
Jenazah perempuan itu awalnya ditemukan oleh nelayan di perairan Pulau Serai, sekitar satu mil laut dari lokasi kapal tenggelam. Jasad anak Martin itu kemudian dievakuasi ke RSUD Komodo di Labuan Bajo untuk diidentifikasi.
“Setelah identifikasi, memang benar itu adalah salah satu dari korban KM Putri Sakinah yang mengalami tenggelam,” jelas Fathur.
“Jadi, korban masih pencarian sebanyak tiga orang,” imbuhnya.
Kapal Dewi Anjani Tenggelam gegara ABK Ketiduran
3 Korban Kapal Putri Sakinah Masih Hilang


Terbaru, kapal pinisi dengan nama Dewi Anjani tenggelam di perairan Dermaga Pink, tak jauh dari Pelabuhan Marina Waterfront Labuan Bajo, Manggarai Barat, Senin (29/12/2025) pagi. Lokasi kejadian berada di perairan dekat Bukit Pramuka, Labuan Bajo.
Kapal yang tenggelam saat berlabuh itu karena keteledoran kru kapal. Semua anak buah kapal ketiduran, sehingga tidak ada yang memompa air.
“Info sementara tidak pompa air got. Semua ABK (anak buah kapal) ketiduran,” kata Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto mengungkap penyebab kapal itu tenggelam, Senin.
Tak ada korban jiwa maupun terluka dalam insiden tersebut. Hingga Senin sore, kapal tersebut belum dievakuasi. Di sekitarnya, sejumlah kapal wisata tampak berlabuh.
Berdasarkan video yang beredar, terlihat sebagian besar badan kapal telah terendam air. Kapal tersebut tampak dalam kondisi miring sebelum akhirnya nyaris seluruh badan kapal tenggelam.
“Kapal lagi parkir,” kata Slamet, staf KSOP Labuan Bajo.
Kapal Dewi Anjani Tenggelam gegara ABK Ketiduran

Tiga hari sebelum insiden Dewi Anjani, kapal pinisi Putri Sakinah juga tenggelam di Labuan Bajo, tepatnya di perairan Pulau Padar. Enam wisatawan asal Spanyol menjadi korban tenggelamnya kapal pinisi Putri Sakinah di Selat Pulau Padar pada Jumat (26/12/2025) malam.
Mereka merupakan satu keluarga, yakni pelatih Tim B Sepakbola Wanita Valencia CF di Spanyol, Martin Carreras Fernando, bersama istri dan empat anaknya berusia 7 hingga 12 tahun, terdiri dari dua anak laki-laki dan dua anak perempuan.
Saat kejadian, kapal wisata tersebut membawa 11 penumpang. Terdiri atas enam warga negara Spanyol atau Martin sekeluarga, empat awak kapal, dan seorang pemandu wisata.
Kabid Humas Polda NTT Kombes Henry Novika Chandra menjelaskan, berdasarkan hasil penyelidikan awal, kapal tersebut tenggelam akibat mati mesin. Kondisi diperparah cuaca ekstrem berupa gelombang setinggi 2-3 meter yang dipicu oleh bibit siklon tropis 96S.
“Situasi cuaca sangat ekstrem saat kejadian. Kapal mengalami mati mesin dan dihantam gelombang tinggi hingga terbalik dan tenggelam dengan cepat. Dugaan sementara, sebagian korban terjebak di dalam kabin,” jelas Henry, Senin.
Dari total 11 orang di atas kapal, tujuh orang berhasil diselamatkan, termasuk istri dan satu anak Fernando Martín Carreras. Adapun, tim SAR gabungan baru menemukan satu jenazah korban kapal pinisi Putri Sakinah. Tiga korban lainnya masih hilang hingga hari keempat operasi pencarian.
“Tim SAR gabungan dalam pencarian ini sudah dilaksanakan di hari keempat, satu korban ditemukan dalam kondisi meninggal pada pukul 06.05 Wita,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Maumere selaku SAR Mission Coordinator, Fathur Rahman, di Labuan Bajo, Senin (30/12/2025) malam.
Jenazah perempuan itu awalnya ditemukan oleh nelayan di perairan Pulau Serai, sekitar satu mil laut dari lokasi kapal tenggelam. Jasad anak Martin itu kemudian dievakuasi ke RSUD Komodo di Labuan Bajo untuk diidentifikasi.
“Setelah identifikasi, memang benar itu adalah salah satu dari korban KM Putri Sakinah yang mengalami tenggelam,” jelas Fathur.
“Jadi, korban masih pencarian sebanyak tiga orang,” imbuhnya.
3 Korban Kapal Putri Sakinah Masih Hilang







