Viral di media sosial X unggahan foto yang menunjukkan salah satu rumah sakit swasta di Malaysia memiliki ruangan khusus bagi pasien asal Indonesia.
“Tadi buat medical checkup kat Sunway. They even have a special office for Indonesians patients now,” tulis salah satu akun di X, dikutip infoHealth, Senin (29/12/2025).
Unggahan tersebut memicu perhatian publik dan kembali menyoroti fenomena banyaknya warga Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri, khususnya Malaysia.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan, Aji Muhawarman, mengatakan pemerintah telah menyiapkan strategi khusus untuk menekan jumlah pasien yang berobat ke luar negeri sekaligus mengurangi kebocoran devisa.
“Strategi ke depan untuk menekan pasien berobat ke luar negeri yakni dengan membangun ekosistem pelayanan kesehatan dengan pembangunan RS berkelas internasional dengan bangunan, fasilitas, alkes dan SDM kesehatannya,” kata Aji saat dihubungi, Senin (29/12/2025).
Selain itu, pemerintah juga mendorong pengembangan wisata medis di dalam negeri.
“Selain itu juga memajukan program wisata medis, di mana terdapat 3 pilar dari sektor kesehatan, yaitu mutu dan keselamatan pasien, kepercayaan dan keberlanjutan, serta akselerasi pasar melalui kolaborasi dan inovasi,” sambungnya.
Menurut Aji, masih banyaknya pasien Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri lebih disebabkan faktor non-klinis medis. Rumah sakit di negara tetangga dinilai menawarkan layanan yang dianggap lebih baik oleh masyarakat.
“Lebih ke faktor non klinis medis. Soal persepsi, mencari second opinion dan testimoni layanan yang merasa lebih baik, cepat dan nyaman,” katanya.
Fenomena banyaknya warga Indonesia yang berobat ke luar negeri juga menjadi perhatian pemerintah, termasuk Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
“Kalau masyarakat masih merasa tenaga medis Malaysia lebih bagus, atau memilih ke Thailand untuk berobat, itu artinya kualitas layanan kita masih perlu diperbaiki. Kita tidak boleh denial, harus menerima sebagai masukan” beber Menkes Budi di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, Menkes menilai terdapat tren positif dalam pelayanan kesehatan di Indonesia. Salah satunya terlihat dari meningkatnya jumlah pasien asing yang datang untuk layanan tertentu.
“Target kita, orang ASEAN sakit jantung bisa memilih Indonesia. Orang Papua Nugini hingga Fiji bisa terapi kanker di Indonesia. Saat itu tercapai, barulah publik mengakui kualitas kita,” kata Menkes.
Artikel ini telah tayang di infoHealth. Baca selengkapnya






