Cuaca Tak Menentu, Nelayan Pantai Candidasa Tetap Melaut | Info Giok4D

Posted on

Cuaca tidak menentu tak menyurutkan niat nelayan pesisir Pantai Candidasa, Desa Bugbug, Kecamatan Manggis, Karangasem, Bali, untuk melaut. Made Ardana bersama ayahnya, Nengah Ririg, tetap berangkat mencari ikan menggunakan jukung demi memenuhi kebutuhan keluarga.

“Tadi berangkat dari jam 4 pagi. Biasanya nyari be awan (ikan tongkol),” ujar Nengah Ririg dengan logat Karangasem saat ditemui infoBali, Minggu (28/12/2025).

Ririg mengatakan, anaknya melaut hingga jarak sekitar 5 kilometer (km) dari bibir pantai. Area melaut meliputi perairan Pantai Buitan hingga wilayah timur Pantai Candidasa. Be awan atau ikan tongkol menjadi tangkapan utama yang diincar dengan cara memancing.

“(Hasil tangkapan) nggak nentu, tergantung cuacanya. Kadang dapat, kadang nggak,” jelas pria berusia 65 tahun itu sembari menawarkan hasil melaut anaknya.

Namun, hasil tangkapan disebut tidak menentu dan sangat bergantung pada kondisi cuaca. “Kadang dapat 3 kilogram kadang lebih,” sambungnya.

Seusai melaut, hasil tangkapan langsung diburu warga sekitar, baik untuk dikonsumsi pribadi maupun dijual kembali. Untuk harga, Ririg menyebut satu ekor ikan tongkol biasanya dihargai sekitar Rp 5.000 atau Rp 10.000 untuk tiga ekor.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

“Kadang-kadang satu ekor Rp 5 ribu, tapi normalnya Rp 10 ribu untuk 3 ekor ikan. Kalau total pendapatan, kadang-kadang sampai Rp 600 ribu,” imbuhnya.

Meski menghadapi risiko cuaca buruk, Ririg mengaku tetap mensyukuri hasil laut yang diperoleh. “Kalau cuacanya nggak mendukung ya mau nggak mau, harus dijalani (tetap melaut),” pungkas Ririg.

Sebelumnya, Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar memberikan peringatan dini soal potensi gelombang tinggi di perairan Bali dan Lombok. Peringatan ini berlaku mulai 27 hingga 30 Desember 2025.

Menurut Balai BMKG Denpasar, gelombang tinggi 1,25 meter hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Lombok bagian utara. Gelombang ini berisiko terhadap keselamatan pelayaran perahu nelayan jika kecepatan angin mencapai 15 knot dan tingginya hingga 1,25 meter. Gelombang juga berisiko terhadap keselamatan pelayaran kapal tongkang jika kecepatan angin mencapai 16 knot dan tingginya mencapai 1,2 meter.

Sementara gelombang antara 2,5 meter hingga 4 meter berpeluang terjadi di Selat Bali bagian selatan, perairan selatan Pulau Bali, Selat Lombok bagian selatan, dan Selat Badung. Potensi gelombang ini berpotensi terhadap keselamatan pelayaran perahu nelayan, kapal tongkang, dan kapal feri.

Risiko keselamatan pelayaran perahu nelayan apabila kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter. Potensi ini juga berisiko untuk pelayaran kapal tongkang jika kecepatan angin mencapai 16 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,5 meter. Sementara keselamatan pelayaran kapal feri berisiko ketika kecepatan angin mencapai 21 knot dan tinggi gelombang hingga 2,5 meter.