Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 09 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah berdampak positif terhadap usaha jasa pengelolaan sampah. SE Gerakan Bali Bersih Sampah sebelumnya ditetapkan pada 2 April 2025 oleh Gubernur Bali Wayan Koster.
Imbas positif dari SE Gerakan Bali Bersih Sampah salah satunya dirasakan ecoBali Recycling. Perusahaan pengelola sampah di bawah naungan PT Wasteforchange Alam Indonesia itu mengalami peningkatan jumlah pelanggan sejak SE Gerakan Bali Bersih diterbitkan.
Account Lead ecoBali Recycling, Atila Gati, mengungkapkan ada peningkatan sekitar 10 hingga 20 persen sejak SE Gerakan Bali Bersih Sampah diluncurkan. Peningkatan pelanggan lebih banyak terjadi pada sektor industri.
“Sejak keluar surat edaran itu, yang paling signifikan dampaknya adalah industri atau bisnis lebih banyak yang approve dan kenal dari yang sebelumnya tidak,” kata Atila di kantor infoBali, Selasa (6/5/2025).
“Dari yang tadinya (pelanggan) bisnis itu cuma sekitar 300, sekarang sudah menyentuh angka 440 pelanggan. Artinya ada kenaikan pelanggan sekitar 80 bisnis yang akhirnya kerja sama dengan ecoBali,” imbuh Atila.
Bahkan, jelas Atila, ada beberapa perusahaan yang bergabung atau menjadi pelanggan dalam satu grup. Walhasil, ecoBali Recycling melayani pengelolaan sampah perusahaan tersebut untuk beberapa unit bisnis.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Perusahaan yang paling banyak berlangganan pengelolaan sampah dengan ecoBali Recycling berasal dari sektor pariwisata, seperti hotel, vila, resort, dan perkantoran. Mereka berlangganan ecoBali Recycling karena selama ini belum menemukan jasa pengelolaan sampah yang terpilah.
Menurut Atila, pelanggan selama ini melihat pengelolaan sampah dari jasa-jasa lokal yang dikelola pemerintah maupun desa atau adat selalu mencampurkan sampah yang sudah terpilah. Walhasil, upaya mereka dalam pemilihan sampah menjadi percuma.
Selain itu, pelanggan di rumah tangga juga menemukan jasa pengangkut yang membuang sampah tidak pada tempat yang semestinya. Hal itu mereka dapatkan ketika mengikuti truk jasa seusai mengambil sampahnya.
“Nah mereka itu paling sering menemukan (sampah dibuang di) tiga (lokasi), satu dibuang di tempatnya mereka, tetapi tetap tercampur tidak terpilah. Terus kedua ada truk open dumping di sungai atau kebun yang tidak ada pemiliknya. Ketiga, mereka mengeluh sampah yang terpilah, tetapi ternyata setelah diangkut dicampur lagi,” tutur Atila.
Ada tiga biaya langganan dari ecoBali Recycling, mulai Rp 150 ribu, kemudian Rp 170 ribu, dan yang paling mahal Rp 250 ribu. Harga pelanggan ini sesuai dengan jumlah sampah yang ditimbulkan. Biaya ini bisa dimultiplikasi sesuai kebutuhan pelanggan.
Atila memastikan ecoBali Recycling memberikan jasa pengelolaan sampah dengan bertanggung jawab. ecoBali Recycling juga memberikan layanan yang berbeda dengan jasa pengangkut sampah lokal.
Pertama, ecoBali Recycling menyediakan fasilitas untuk para pelanggan untuk bisa memilah sampah dari sumber. Fasilitas yang diberikan berupa kantong yang dapat dipakai oleh pelanggan untuk memilah sampah. “Artinya, ketika mereka bekerja sama, mereka bayar iuran, kami pinjamkan tempat sampah tanpa mereka harus beli atau nyari lagi,” tutur Atila.
Kedua, ecoBali Recycling menjamin proses pengangkutan sampah sesuai dengan standard operational procedure (SOP). Pekerja ecoBali Recycling selalu menggunakan seragam selama bekerja. Kemudian, armada pengangkut sampah juga dipastikan terawat.
“Mungkin kalau di jasa lokal, ketika ada truk yang masuk ke perumahan, kadang ada yang supirnya atau ininya (pekerjanya) mereka tidak pakai pakaian lengkap atau mungkin telanjang dada yang memang layak dipandang, terus secara armada kebanyakan truk sampah itu bau, kemudian mungkin tidak terawat, nah itu juga tidak ada di ecoBali,” tegas Atila.
Tak hanya itu, ecoBali Recycling juga memastikan kantong sampah yang diambil dari para pelanggan dibawa ke gudang, tidak dibuang ke lokasi lain. Proses pengangkutan dari tempat pelanggan ke gudang ecoBali Recycling juga aman. Tidak ada sampah yang berceceran di perjalanan.
“Jadi pada saat pengangkutan itu selalu terpilah, kantongnya selalu terikat dimasukkan ke dalam truk. Di truk juga nggak akan bocor dan nggak akan berceceran sampahnya dan tidak bau ke mana-mana. Sampai di gudang pertama baru dipilih sesuai station-nya masing-masing,” tutur Atila.