Sekolah rakyat yang merupakan program Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto direncanakan hadir di Kabupaten Bangli. Program ini mengusung konsep boarding school (sekolah berasrama) gratis, khusus bagi siswa dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Kepala Dinas Sosial, Perlindungan Anak, dan Perlindungan Perempuan Kabupaten Bangli, I Wayan Jimat, membenarkan adanya rencana tersebut. Pihaknya telah menerima surat bernomor S-33/MS/PR.04.01/3/2025 dengan kop Menteri Sosial RI tertanggal 11 Maret 2025. Surat itu meminta kepala daerah mengusulkan rencana penyelenggaraan sekolah rakyat.
“April kami menghadap bupati, kemudian tim sepakati Bangli akan mengajukan. Bupati antusias dengan program ini. Kami berkewajiban menyiapkan tanah 5-10 hektare. Namun, Bangli adanya tanah 1,3 hektare di Desa Tiga, Kecamatan Susut sehingga itu yang diajukan. Saat ini masih dipertimbangkan,” cerita Jimat saat dijumpai infoBali, Senin (5/5/2025).
Jimat menjelaskan, dari sisi administrasi dan legalitas, lahan yang diajukan tak bermasalah. Namun, luasannya belum memenuhi standar minimal dari pusat.
Pemerintah Kabupaten Bangli masih menunggu hasil verifikasi setelah dilakukan survei lapangan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada 10 April lalu.
Lahan minimal 5 hektare dibutuhkan untuk membangun berbagai fasilitas sekolah rakyat, seperti asrama, ruang makan, laboratorium, ruang keterampilan, ruang UKS, ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, tata usaha, fasilitas olahraga, tempat ibadah, toilet, perpustakaan, gudang, hingga ruang kontrol.
Rencananya, sekolah rakyat di Bangli akan membuka jenjang SD sebanyak 6 kelas, SMP sebanyak 3 kelas, dan SMA sebanyak 3 kelas. Tiap kelas akan menampung 25 hingga 30 siswa.
Melihat kondisi lahan yang belum memenuhi ketentuan, Jimat menyebut kemungkinan besar pelaksanaan sekolah rakyat di Bangli tak bisa dimulai pada Juli 2025, seperti jadwal yang beredar.
Menurutnya, beberapa daerah lain bisa memulai lebih dulu karena yang mereka ajukan sudah berbentuk bangunan, bukan sebatas lahan. Pemkab Bangli sempat mempertimbangkan untuk mengusulkan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), namun batal karena ukurannya terlalu kecil.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Jika verifikasi lahan dinyatakan lolos, tahap berikutnya adalah persiapan kurikulum, rekrutmen guru, dan pengadaan infrastruktur lainnya yang akan dikoordinasikan bersama Dinas Pendidikan, Dinas PUPR, dan Bappeda.
Sementara itu, Dinsos Bangli akan fokus pada pengolahan data sosial seperti DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial), DTSEN (Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional), dan Operator SIKS-NG (Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial-Next Generation) untuk menentukan siswa yang berhak diterima di sekolah rakyat.
Proses penentuan siswa akan dilakukan secara berjenjang, dimulai dari musyawarah tingkat desa yang memasukkan nama calon siswa ke dalam DTKS, DTSEN, dan SIKS-NG, lalu disaring di tingkat kelurahan/kecamatan hingga pusat.
Ada sejumlah indikator kemiskinan yang harus dipenuhi agar individu bisa diterima di sekolah rakyat. Kriteria itu mencakup kondisi atap rumah masih dari seng, lantai tanah atau beton, dinding gedeg (anyaman bambu), daya listrik di bawah 2100 watt, hanya mampu beli pakaian sekali setahun, dan penghasilan di bawah Rp 500 ribu per bulan.
“Total kriterianya ada 14. Kalau dicari yang bisa memenuhi semua, rasanya tidak ada. Terpenuhi 8 saja sudah masuk dan disampaikan saat musyawarah desa,” jelas Kepala Bidang Rehabilitasi, Perlindungan, dan Jaminan Sosial Dinsos Bangli, Sang Ayu Suarning.
Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinsos Bangli, Mustika, menambahkan program ini ditujukan untuk memutus rantai kemiskinan dari kelompok paling parah.
“Arahan dari pusat supaya bisa memutus rantai kemiskinan dari yang paling parah. Sekolahnya gratis, kebutuhannya dibiayai. Harapannya mereka bisa mandiri, mencari nafkah. Kemarin diberikan gambaran (di Jakarta), sekolah rakyat itu tidak hanya diberikan pendidikan, tapi digembleng dengan ABRI dan diberikan pendidikan keahlian-keahlian seperti menjahit, komputer, dan lainnya sesuai bakat dan minat,” ujarnya.