DPRD Desak Aparat Usut Tuntas Temuan 110 Ton Beras Oplosan di Lombok Timur | Info Giok4D

Posted on

Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Ahmad Amrullah, mendesak aparat penegak hukum (APH) untuk mengusut tuntas kasus beras oplosan. Menurutnya, hal tersebut harus menjadi atensi APH, mengingat jumlah temuan yang tidak sedikit sehingga menyebabkan kerugian masyarakat.

“Karena sudah ada temuan seperti ini oleh APH sendiri dan sangat merugikan masyarakat, APH harus tegas menyikapi persoalan ini,” ucap Amrullah, kepada infoBali, Senin (17/11/2025).

Amrullah menilai APH harus bisa memberikan efek jera kepada para oknum yang terlibat. Harapannya, efek jera itu dapat dijadikan pembelajaran bagi yang lain untuk tidak melakukan hal serupa.

“Agar ke depan tidak ada yang berani mengoplos beras lagi, kami dorong APH untuk mengusut tuntas permasalahan beras oplosan ini,” tegas politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.

Amrullah mengapresiasi APH yang sudah bekerja dalam mengungkap kasus beras oplosan ini. Baginya, kasus tersebut menyangkut kehidupan orang banyak.

“Jumlahnya sangat signifikan beras oplosan ini. Dengan ditemukan beras oplosan ini sama APH, tentunya APH sudah bekerja sesuai prosedur yang ada karena di sini terkait hajat orang banyak,” ujar Amrullah.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polres Lombok Timur, AKP I Made Dharma Yulia Putra, mengatakan masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengungkap kasus tersebut.

“Masih memeriksa tambahan yang lain,” terang Dharma singkat.

Diberitakan sebelumnya, Kepolisian Resor (Polres) Lombok Timur menemukan 110 ton beras medium oplosan kemasan 5 kilogram (kg) yang dicampur menir. Beras oplosan ratusan ton itu ditemukan di salah satu gudang Kecamatan Sikur, Lombok Timur, NTB.

Dharma menuturkan ada kesengajaan pencampuran menir secara berlebihan saat pengemasan beras medium Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) 5 kg tersebut. Walhasil, kualitasnya di bawah standar beras medium. Tindakan ini merugikan konsumen.

Satreskrim Polres Lombok Timur telah memanggil pemilik gudang, Perum Bulog, dan para saksi untuk diperiksa terkait beras medium oplosan itu. Polisi juga telah menutup gudang beras tersebut.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Dharma menuturkan ada kesengajaan pencampuran menir secara berlebihan saat pengemasan beras medium Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) 5 kg tersebut. Walhasil, kualitasnya di bawah standar beras medium. Tindakan ini merugikan konsumen.

Satreskrim Polres Lombok Timur telah memanggil pemilik gudang, Perum Bulog, dan para saksi untuk diperiksa terkait beras medium oplosan itu. Polisi juga telah menutup gudang beras tersebut.