26 Bangunan SMA-SMK di NTB Rusak, Dua Dianggap Berbahaya

Posted on

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan pendataan terhadap bangunan sekolah yang mengalami kerusakan di Pulau Lombok dan Sumbawa. Pendataan ini difokuskan pada sekolah jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Pelaksana Tugas Kepala Dikbud NTB, Lalu Hamdi, mengatakan hasil inventarisasi sementara menemukan 26 bangunan SMA dan SMK mengalami kerusakan ringan, sedang, hingga berat.

“Ini tim kami sedang inventarisir sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan sedang dan ringan tapi mengandung risiko. Dari hasil inventarisasi, ada 2 rusak berat dan 24 rusak ringan hingga sedang,” kata Hamdi ditemui di Kantor Gubernur NTB, Senin sore (10/11/2025).

Hamdi menjelaskan, sekolah yang mengalami kerusakan ringan dan sedang namun berisiko digunakan untuk kegiatan belajar mengajar umumnya mengalami kerusakan di bagian plafon dan genteng. Meski tergolong ringan, kondisi tersebut tetap perlu menjadi prioritas perbaikan tahun ini.

“Ini sudah kita inventaris supaya tidak ada risiko terhadap anak yang belajar. Dua sekolah rusak berat ini kita minta tidak ditempati dulu,” ujarnya. Meski demikian, Hamdi belum merinci lokasi dua sekolah yang mengalami kerusakan berat itu.

Menurutnya, jumlah 26 sekolah yang rusak kemungkinan akan bertambah. Tim di lapangan masih mendata potensi kerusakan di beberapa wilayah lain di NTB. Pendataan dijadwalkan selesai pada pertengahan November 2025.

“Nah dua rusak berat dan 24 yang rusak ringan dan sedang tapi berbahaya ini akan mendapat prioritas perbaikan,” kata Hamdi.

Hamdi menyebut, besaran anggaran perbaikan belum bisa dipastikan. Usulan anggaran baru akan disusun setelah proses inventarisasi rampung.

“Makanya sedang kita cari apa saja kerusakannya untuk kebutuhan anggaran. Karena tim masih di lapangan sampai hari ini,” ujarnya.

Beberapa bangunan SMA dan SMK di Lombok Utara dan Lombok Tengah diketahui masih terdampak bencana gempa tahun 2018. Sekolah-sekolah di dua kabupaten itu mengalami keretakan pada bagian tembok dan membutuhkan penanganan khusus.

“Jadi ada bangunan yang perlu penanganan secara khusus. Sekarang sedang cek di mana saja kerusakannya sampai pertengahan November ini ya,” tandas Hamdi.