Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) bekerja sama dengan Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali melakukan pengabdian komprehensif sebagai upaya meningkatkan kapasitas perajin lukisan kaca di Desa Nagasepaha, Buleleng. Pengabdian bertajuk ‘Pusaka: Penguatan Usaha Seni Lukisan Kaca Nagasepaha sebagai Produk Unggulan Desa’ ini berlangsung pada 2 Oktober hingga 30 November 2025.
Desa Nagasepaha memang dikenal sebagai sentra kerajinan seni lukisan kaca yang menjadi identitas khas sekaligus produk unggulan desa. Kesenian ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO). Seni lukisan kaca ini juga diwariskan secara turun-temurun oleh para perajin lokal.
Pelestarian dan pengembangan seni lukisan kaca Desa Nagasepaha saat ini dilakukan dua pelaku utama, yaitu Galeri Lukisan Kaca I Ketut Santosa dan UMKM Wayang Kaca Nagasepaha. Keduanya menjadi mitra dalam penguatan kapasitas perajin lukisan kaca yang dilakukan Undiksha dan UPMI Bali.
Galeri Lukisan Kaca I Ketut Santosa dan UMKM Wayang Kaca Nagasepaha memproduksi karya dengan teknik reverse glass painting dan menghadapi beberapa permasalahan utama pada aspek produksi, manajemen, dan pemasaran. Pengabdian dari Undiksha dan UPMI Bali dilakukan guna menyikapi permasalah tersebut.
Ketua Tim Pengabdian, I Gde Wawan Sudatha, menjelaskan program peningkatan kapasitas perajin lukisan kaca di Desa Nagasepaha diharapkan dapat membantu para mitra mengatasi permasalahan usahanya. Upaya ini sekaligus memperkuat keberlanjutan seni lukisan kaca melalui peningkatan kualitas produk, efisiensi manajemen, serta perluasan pasar berbasis digital tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisional di dalamnya.
Serangkaian kegiatan dilaksanakan secara terintegrasi, meliputi pelatihan pencatatan keuangan digital guna membantu mitra mengelola administrasi usaha secara lebih tertib dan efisien, pelatihan digital marketing, pembuatan konten digital untuk memperkuat promosi produk melalui media sosial dan platform e-commerce, serta workshop penggunaan nano-coating yang berfokus pada peningkatan ketahanan warna lukisan.
Selain itu, diselenggarakan pula pelatihan pembuatan bingkai dan kemasan produk agar karya yang dihasilkan memiliki daya tarik dan keawetan lebih tinggi. Seluruh rangkaian kegiatan ditutup dengan penyerahan alat dan bahan pendukung sebagai bentuk nyata komitmen perguruan tinggi dalam memperkuat keberlanjutan usaha seni lukisan kaca Nagasepaha.
Hasil program ini menunjukkan capaian yang menggembirakan. Mitra kini telah memiliki satu format pembukuan digital yang aktif digunakan dalam pengelolaan usaha, kualitas cat pada produk menjadi lebih tahan lama, serta bingkai dan kemasan produk mengalami peningkatan signifikan.
Selain itu, konten promosi secara rutin diproduksi dan diunggah di media sosial, serta kedua mitra kini telah memiliki akun e-commerce Shopee untuk memperluas jangkauan penjualan. Dampaknya, kualitas produk meningkat, penjualan bertambah, dan profit usaha mengalami peningkatan nyata.
Melalui program ini, para perajin diharapkan dapat meningkatkan profesionalitas dalam mengelola usaha, memperluas jaringan pemasaran melalui platform digital, serta menjaga keberlanjutan seni lukisan kaca sebagai warisan budaya yang tidak hanya bernilai estetika, tetapi juga berdampak ekonomi bagi masyarakat Desa Nagasepaha.
Kepala Desa (Kades) atau Perbekel Nagasepaha, I Wayan Sumeken, menyambut baik pelaksanaan program ini. “Lukisan kaca merupakan ikon dari Desa Nagasepaha, bahkan sudah dinyatakan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO. Kami berharap program ini dapat meningkatkan keterampilan para pelaku seni serta pendapatan masyarakat desa,” ujarnya.
Sebagai informasi, program Pemberdayaan Berbasis Kewirausahaan dengan ruang lingkup Pemberdayaan Mitra Usaha Produk Unggulan Daerah ini didukung pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) 2025 dengan nomor kontrak induk 371/C3/DT.05.00/PM-MULTITAHUN/2025 dan nomor kontrak turunan 2326/UN48.16/PM.01.01/2025.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Tim pengabdian ini melibatkan beberapa akademisi dari Undiksha dan UPMI Bali, yakni di I Gde Wawan Sudatha, I Ketut Supir, Ni Wayan Widi Astuti, dan I Nyoman Rediasa. Kolaborasi lintas disiplin ini menjadi kekuatan utama dalam mendukung kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan program.








