“Diduga tenggelam saat hendak memeriksa perangkap ikan tradisional miliknya,” ujar Kapolres Kupang AKBP Rudy Junus Jacob Ledo kepada infoBali, Kamis (1/5/2025).
Rudy menuturkan Eklemes awalnya berpamitan untuk melaut kepada anaknya, Musa Kanu, sekitar pukul 06.00 Wita. Namun, hingga siang hari, Eklemes tak kunjung pulang.
Warga setempat, Yapen Hendrik Lay, sempat melihat sepasang sandal milik Eklemes saat laut sedang pasang. Yapen kemudian memberi tahu penemuan sandal itu kepada Musa.
Setelah itu, mereka berupaya mencari keberadaan Eklemes menggunakan sampan di sekitar lokasi penemuan sandal tersebut. Hingga Kamis sore, Eklemes tak kunjung ditemukan.
Tak lama setelah itu, warga lainnya melihat tubuh Eklemes mengapung di sebelah perangkapnya. Mereka selanjutnya mengevakuasi jenazah Eklemes ke darat untuk seterusnya dibawa ke rumah duka.
“Dugaan sementara, korban terseret arus saat air laut pasang dan tidak mampu menyelamatkan diri. Saat ditemukan, kondisi tubuh korban terendam sebagian dalam lumpur dan diduga telah menelan cukup banyak air laut,” imbuh Rudy.
Menurut Rudy, penemuan mayat di Pantai Sulamu baru dilaporkan sekitar pukul 17.00 Wita. Mendapat laporan itu, polisi langsung mendatangi rumah duka dan memintai keterangan dari warga.
“Keluarga menolak untuk dilakukan autopsi dan menerima kejadian itu sebagai musibah,” pungkas mantan Kapolres Malaka itu.