Bank BPD Bali Mendorong Digitalisasi Ekonomi dan Inklusi Keuangan di Bali

Posted on

Bank BPD Bali terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program inklusi keuangan dan digitalisasi ekonomi di Bali.

Hal ini ditegaskan Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma saat menjadi narasumber pada pembukaan acara BaliGivation yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali di Gedung Ksirarnawa, Art Center, Denpasar, Rabu (30/4/2025).

Dalam paparannya, Sudharma menyampaikan bahwa sistem pembayaran di Bank BPD Bali terus diarahkan untuk mendukung peran strategis sebagai mitra pemerintah daerah. Hal ini selaras dengan upaya percepatan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah, termasuk pelaksanaan Transformasi Ekonomi Bali sesuai Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali.

“Sehingga seluruh pemerintah daerah di Bali sudah masuk dalam kategori transformasi digital,” ujar Sudharma.

BPD Bali juga aktif mendorong elektronifikasi transaksi daerah, baik dari sisi belanja maupun penerimaan daerah secara digital. Langkah ini sesuai amanat Permendagri 56 Tahun 2021 tentang perluasan digitalisasi daerah.

“Kami menyiapkan sistem pengeluaran dan penerimaan daerah berbasis elektronis secara online. Ini mendukung percepatan proses administrasi pemerintahan sekaligus meningkatkan pembayaran penerimaan pendapatan asli daerah dari wajib pajak/retribusi,” ujarnya.

Bank BPD Bali tercatat sebagai bank pembangunan daerah kedua di Indonesia yang menerapkan QRIS berbasis Near Field Communication (NFC) atau QRIS Tab. Sistem ini resmi diluncurkan pada 14 Maret 2025 dan kembali diujicobakan dalam acara BaliGivation.

Tak hanya itu, Bank BPD Bali juga menjadi bank kedua yang mendapatkan izin QRIS Crossborder. Inovasi ini memungkinkan wisatawan asing dari Thailand, Singapura, dan Malaysia bertransaksi secara digital di destinasi-destinasi wisata Bali menggunakan QRIS BPD Bali.

“Kami create berbagai sistem yang mendukung pemerintah daerah dalam pencapaian target Pendapatan Asli Daerah terutama dari pajak dan retribusi daerah,” tambah Sudharma.

Selain mendukung digitalisasi pembayaran, Bank BPD Bali juga mendorong inklusi dan literasi keuangan. Program pendampingan dilakukan melalui pemberdayaan UMKM, serta edukasi keuangan ke pelajar dan mahasiswa melalui program Goes to School, Goes to Campus, hingga lomba-lomba di tingkat banjar.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bali, Erwin Soeriadimadja, mengapresiasi langkah Bank BPD Bali dalam mendorong transformasi digital daerah. Menurutnya, ekosistem pembayaran digital di Bali menunjukkan tren pertumbuhan positif.

“Adopsi QRIS di Bali sudah mencapai 959 ribu merchant atau tumbuh 16 persen secara tahunan dengan lebih dari 1 juta pengguna aktif. Transaksi bulanan mencapai 10,7 juta dengan nominal Rp 1,54 triliun,” sebut Erwin.

“Inovasi QRIS ini terus kita gulirkan dengan berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah, pemerintah pusat dan juga perbankan, dalam hal ini Bank BPD Bali kita terus bekerja sama,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan bahwa seluruh pemerintah kabupaten/kota di Bali telah mempertahankan status sebagai Pemda kategori digital. Kabupaten Buleleng bahkan meraih penghargaan TP2DD terbaik wilayah Jawa-Bali.

Sementara itu, Provinsi Bali mendapat BI Awards untuk implementasi pembayaran non-tunai terbaik nasional, dan Bank BPD Bali ditetapkan sebagai bank pengelola Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) terbaik.

Acara BaliGivation tahun ini mengusung tema ‘Mewujudkan Bali Pulau Digital untuk Meningkatkan Inklusivitas’. Ajang ini menjadi ruang kolaborasi berbagai pihak untuk memperkuat ekosistem ekonomi digital di Bali.

Dalam kesempatan yang sama juga diluncurkan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 10 Tahun 2025, yang mendorong optimalisasi transaksi non-tunai dalam layanan publik.

Literasi Keuangan dan Program UMKM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *