Interfaith Golden Rule Youth Conference di Bali: Mewujudkan Toleransi Beragama

Posted on

Visions of Peace Initiative (VOPI) meluncurkan Interfaith Golden Rule Youth Conference di Surakarta & Bali. Acara tersebut melibatkan ratusan anak berusia 15-17 tahun dari berbagai agama.

“Konferensi ini diadakan untuk menggaungkan keharmonisan antar agama yang juga berselaras dengan semboyan Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Saya harap konferensi pertama ini dapat memberikan kesan mendalam ke generasi muda untuk masa depan mereka,” kata Founder Visions of Peace Initiative, Cheryl Halpern, di Ubud, Gianyar, Rabu (30/4/2025).

Konferensi ini pertama kali dibuka di Surakarta lalu berlanjut di Bali. Konferensi ini mengajak generasi muda Indonesia untuk bertukar pikiran tentang visi menciptakan dunia yang lebih damai dan toleran.

Salah satu peserta asal SMAN 8 Denpasar, Putu Intan Cahaya Putri, senang bisa menyuarakan kata hati tentang perbedaan agama dan toleransi. Dia bisa bertukar pikiran dengan peserta lain yang tentunya bisa menjadi prinsip dalam kehidupan sehari-hari.

“Seperti Nyepi, contohnya, umat muslim masih diperbolehkan salat dengan volume (pengeras suara) tidak terlalu keras,” tutur Intan kepada infoBali, Rabu (30/4/2025).

Peserta lainnya asal Denpasar, Ni Putu Pradnya Dewi, mengatakan kegiatan Interfaith Golden Rule Youth Conference bagus untuk edukasi toleransi beragama. “Pastinya perlu dilakukan oleh generasi muda dan semoga toleransi jadi tambah tinggi, tanpa bully ke agama lain,” ujarnya.

Sebagai informasi, VOPI merupakan organisasi yang mempromosikan perdamaian dan toleransi kepada generasi muda melalui seni. VOPI telah menerima delapan nominasi Nobel Peace Prize.

Acara Royal Peace Declaration di Bali diinisiasi oleh Founder VOPI dan aktivis perdamaian, Damien Dematra, yang baru saja berpulang pada 27 April 2025, bersama Puri-Puri Agung. Misinya untuk perdamaian dunia dengan obor perdamaian diserahkan ke Puri Agung Klungkung.

Putra Ida Dalem Smaraputra sekaligus perwakilan Puri Klungkung, Tjokorda Gde Agung Sumara Wisesa, mengapresiasi program tersebut. Kegiatan ini dianggap sebagai oase dalam menjaga kerukunan beragama yang semakin memprihatinkan.

“Kami sebagai generasi muda, masyarakat Indonesia harus bisa menggemakan toleransi lagi. Bukan sekadar slogan, tapi program yang harus dijalankan terutama oleh pemerintah. Karena mengkhawatirkan yang terjadi di beberapa tempat. Padahal bisa mengancam bangsa Indonesia sendiri,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *