Mahasiswa Unud Diberhentikan karena Pelecehan Seksual Berbasis AI

Posted on

Mahasiswa Universitas Udayana (Unud) Bali, Sergio Lucasandro Ksatria Dwi Putra, terkena dropped out (DO) atau diberhentikan dari kampus. Sanksi itu diberikan lantaran Sergio diduga melakukan pelecehan seksual menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) terhadap sejumlah mahasiswi Unud.

“Rektor Universitas Udayana secara resmi menjatuhkan sanksi pemberhentian tetap kepada seorang mahasiswa atas pelanggaran berat berupa kekerasan seksual. Pemberhentian resmi per tanggal 29 April 2025,” kata Rektor Unud I Ketut Sudarsana dalam keterangan tertulis yang diterima infoBali, Rabu (30/4/2025).

Sudarsana mengatakan keputusan itu didasarkan dari hasil investigasi oleh tim etik fakultas dan Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS). Hasilnya, Sergio terbukti melakukan tindakan kekerasan seksual dengan mengambil foto serta rekaman visual korban yang bernuansa seksual tanpa izin.

“Sanksi pemecatan ini merupakan langkah tegas yang harus diambil demi menjaga integritas dan muruah institusi. Tindakan pelaku tidak mencerminkan karakter insan akademik yang unggul, mandiri dan berbudaya, sebagaimana tercantum dalam visi dan misi Universitas Udayana,” kata Sudarsana.

Unud, dia berujar, berupaya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, sehat, dan bermartabat. Termasuk upaya menciptakan lingkungan akademik yang inklusif dan bebas dari kekerasan serta pelanggaran etik.

“Penegakan sanksi ini diharapkan menjadi pembelajaran sekaligus pengingat bagi seluruh civitas akademika untuk senantiasa menjunjung tinggi etika, tanggung jawab moral, serta budaya akademik yang sehat,” ujarnya.

Sergio merupakan mahasiswa semester 6 Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unud. Ia menyunting foto-foto teman kuliahnya menjadi konten tak senonoh menggunakan bot pada aplikasi Telegram.

Jumlah korban pelecehan seksual berbasis AI yang dilakukan Sergio diperkirakan lebih dari satu orang. Salah satu korban pelecehan seksual berinisial KB mengungkapkan Sergio sudah melancarkan aksinya sejak sekolah menengah atas (SMA). Hingga berita ini diturunkan, Sergio belum memberikan penjelasan terkait kasus tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *