Pemiliknya Meninggal karena Rabies, Daging Anjing Malah Dimakan 17 Warga

Posted on

Sebanyak 17 warga Dusun Uwu, Desa Wejang Mawe, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan mengonsumsi daging anjing yang belakangan diketahui positif rabies.

Anjing tersebut sebelumnya menggigit pemiliknya, Safrianus Burdin (37), yang meninggal dunia akibat rabies di RSUD Ruteng, Jumat (24/10/2025) malam.

“Anjingnya, mereka termasuk korban, potong makan ramai-ramai dengan tetangga. Ada 17 orang tetangga sekitar yang ikut makan daging anjing tersebut,” ungkap Kepala Desa Wejang Mawe Raimundus Sali, Sabtu (25/10/2025).

Raimundus mengatakan pihaknya kini melakukan pendataan kepada warga yang konsumsi anjing tersebut seusai Safrianus meninggal dunia. Data tersebut telah dikirim ke puskesmas untuk ditindaklanjuti.

“Tadi kami coba ambil data saja terkait keluarga dan tetangga korban yang ikut makan daging anjing tersebut. Datanya kami sudah kirim ke puskesmas untuk bisa dicari langkah antisipasi kepada yang bersangkutan jika ada gejala atau reaksi yang nampak pada diri mereka,” jelas Raimundus.

Pejabat Otoritas Veteriner pada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Manggarai Barat, Yanuarius Saridin, mengatakan seseorang yang konsumsi anjing rabies bisa saja tertular jika air liur atau cairan anjing masuk ke lendir mata hingga hidung manusia saat proses pemotongan hewan tersebut sebelum dimasak. Jika daging anjing rabies dimasak hingga suhu di atas 75 derajat Celcius, manusia yang mengonsumsinya tidak tertular virus rabies

“Bisa ya bisa juga tidak. Dikatakan bisa bila proses pemotongan sebelum dimasak dimana liur, atau cairan masuk ke selaput lendir mata, hidung, mulut ataupun luka tubuh manusia bisa terinfeksi virus,” jelas Yanuarius.

Ia menambahkan sekitar 90 persen kasus rabies pada manusia ditularkan melalui gigitan anjing, bukan lewat konsumsi daging yang sudah dimasak sempurna.

Diberitakan sebelumnya, Safrianus meninggal dunia dengan gejala terinfeksi rabies. Safrianus sebelumnya digigit anjing peliharaannya. Ia diketahui tidak sempat mendapat vaksin antirabies (VAR) setelah digigit.

Safrianus mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)Ruteng,Manggarai, Jumat (24/10/2025) malam. Ia sempat dirawat sejak sehari sebelumnya. Dalam video yang diterimainfoBali,Safrianus tampak terbaring tanpa baju di ruang perawatan, sesekali duduk lalu kembali berbaring dengan napas tersengal.

Safrianus digigit anjing peliharaannya pada 5 September 2025 di bagian tangan. Keluarga sempat menyarankan agar Safrianus pergi ke puskesmas untuk mendapat VAR. Namun, ia menolak karena yakin anjing miliknya tidak tertular rabies.

Pada Kamis (23/10/2025), Safrianus mulai mengeluh panas di bagian dada. Keluarga kemudian membawanya ke RSUD Ruteng untuk berobat. Beberapa jam dirawat, nyawanya tidak tertolong.

“Korban mulai mengeluh panas di dada dan langsung dibawa ke RSUD Ruteng untuk berobat. Dia kaget ketika dokter yang tangani mendiagnosa bahwa korban positif rabies,” tandas Raimundus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *