Berjualan nasi Padang di ruko sudah biasa. Namun, berjualan nasi Padang dari bagasi mobil mungkin tak banyak ditemukan di Denpasar, Bali. infoers bisa menemukannya di ‘Masakan Padang Anita’, Jalan Tantular, Denpasar.
Masakan Padang ini laris manis diserbu pembeli. Masakan Padang Anita atau lebih dikenal sebagai ‘Masakan Padang Anita pakai mobil’ berjualan tiap harinya di Jalan Tantular.
“Alasannya (jualan di mobil) karena nggak ada uang buat sewa ruko, ruko mahal. Jadi, seadanya saja pakai mobil,” ucap pemilik Masakan Padang Anita, Dedi Supandi (40), saat ditemui di Jalan Tantular, Denpasar, Bali, Sabtu (12/4/2025).
Alasan itulah yang membuat Dedi menyulap bagasi mobil sedan Suzuki Baleno menjadi lapak jualan. Bagasi mobil dimodifikasi agar bisa menampung 15 menu masakan Padang.
Mulai dari rendang sapi, rendang ayam, cumi asam pedas, hingga kikil tunjang. Harga termurah di tempat tersebut adalah Rp 12 ribu dan termahal Rp 20 ribu.
Untuk porsi Rp 12 ribu berisikan telur dadar, nasi, sayur singkong, dan sambal. Atau bisa juga telur dadar ini diganti dengan perkedel, ati ampela ayam, atau usus ayam.
“Kalau di hari Senin sampai Kamis kami bisa bawa 20 kilogram (kg) sampai 25 kg nasi. Kalau Jumat sampai Minggu 15 kg atau 10 kg. Itu selalu habis (setiap harinya),” katanya.
Meskipun bukan berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, cita rasa masakan Padang Anita tak jauh berbeda dari masakan Padang pada umumnya. Dedi menyebut istrinya, Anita, sebelumnya berprofesi sebagai juru masak di salah satu restoran Padang selama satu tahun.
Berjualan Sejak 4 Bulan Lalu
Dedi menjelaskan berjualan masakan Padang di mobil sudah sejak empat bulan lalu. Mereka biasa berjualan dari pukul 10.00-14.00 Wita. Tak jarang harus tutup lebih cepat karena ludes terjual.
“(Konsumen) ada yang bukan orang Indonesia, tapi orang Jepang. Ada yang juga orang Australia,” tuturnya.
Pembeli dari kawasan Denpasar pun banyak. Mulai dari kawasan Monang-maning hingga Teuku Umar.
Rata-rata pembeli memesan sekitar empat bungkus dan paling banyak 12-15 bungkus. Dengan berjualan di mobil, Dedi bisa mengantongi omzet kotor Rp 5-6 juta per hari. Selain itu, berjualan di pinggir Jalan Tantular pun tidak ada pungutan apapun.
Salah satu pembeli, Putu Dedik (34), mengaku sering membeli Masakan Padang Anita. Bahkan dia bisa membeli sebanyak empat kali dalam seminggu.
“(Konsep berjualannya) unik ya, apalagi di dalam mobil. Beda dari yang lain dan untuk rasanya juga enak dan yang pasti lebih murah yang dicari,” aku pria asal Payangan, Gianyar, ini.
Dia menyebut baru kali ini menemukan konsep berjualan masakan Padang seunik ini. Sementara menu favoritnya adalah paru dan rendang.
“Dari segi harga ya ekonomis, lebih murah dan juga enak rasanya,” sebutnya.